Minggu, 10 Oktober 2010

Tugas Agama Hindu (kelas IX)


KERAJAAN Majapahit

BERDIRINYA KERAJAAN MAJAPAHIT
          Pada tahun 1292, Kerajaan Singosari diserang oleh Raja Jayakatwang dari kerajaan Kediri. Akibat dari penerangan itu raja singosari bernama Kertanegara gugur. Raden Wijaya, seorang keturunan penguasa singosari bersama istrinya berhasil meloloskan diri. Ia menyeberang ke Madura dan minta bantuan kepada Wiraraja. Atas bantuan Wiraraja, Raden Wijaya dianjurkan kembali ke Kediri untuk kura-kura mengabdikan diri kepada Jayakatwang. Atas jaminan Wiraraja, Jayakatwang menerima pengabdian Raden Wijaya dan ia dihadiahi tanah di hutan tarik. Dengan bantuan pengikutnya, Raden Wijaya mulai membangun daerah tersebut. Ketika sedang bekerja, salah seorang dari mereka menemukan buah maja, kemudian dimakannya. Ternyata buah maja itu rasanya pahit. Sejak saat itu, daerah itu disebut Majapahit.
            Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 M. Munculnya kerajaan majapahit erat hubungannya dengan keruntuhan kerajaan singosari. Tokoh yang berperan merintis majapahit adalah Raden Wijaya, cucu dari Mahisa Campaka atas anjuran arya wiraraja Raden Wijaya menyerahkan diri kepada jaya katwang. Tindakan itu sebetulnya merupakan strategi untuk mencari saat yang tepat melakukan serangan balasan.
            Berkat jaminan, raden wijaya dkk di terima di Kediri. Bahkan, selanjutnya ia di perbolehkan membuka hutan tarik (trowulan) untuk di jadikan desa. Di desa inilah persiapan untuk menggulingkan jaya katwang di lakukan. Desa itu pula yang mengawali berdirinya majapahit.
            Melalui tipu muslihat yang jitu, Raden Wijaya berhasil mengajak pasukan Mongol untuk menyerang Kediri. Perlu diketahui, kedatangan pasukan Mongol mula-mula adalah menghancurkan Singhasari. Namun, saat pasukan mendarat di Tuban, Singhasari telah hancur. Pasukan gabungan Raden Wijaya dan mongol berhasil merebut Kediri. Kemudian, kembali dengan tipu musliat, pasukan Raden Wijaya berhasil mengusir pasukan Mongol. Saat berpesta pora, pasukan Raden Wijaya melakukan serangan mendadak.
Dengan kehancuran Kadiri dan kepergian pasukan Mongol, terjadi kekuasaan-kekuasan di Jawa timur. Kesempatan itu di maanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan baru yang akan di segani di kemudian hari yaitu kerajaan Majapahit.

SISTEM PEMERINTAHAN MAJAPAHIT
1.      SRI KERTARAJASA JAYAWARDHANA
Setelah keadaan aman, pada tahun 1293, Raden Wijaya naik tahta menjadi raja Majapahit pertama dengan gelar KERTARAJASA JAYAWARDHANA. Ia memerintah majapahit lebih kurang selama 16 tahun.
Kertarajasa memerintah dengan tegas dan bijaksana. Keadaan negara pada masa pemerintahaannya menjadi tenang dan aman. Kertarajasa wafat pada tahun 1309, dengan meninggalkan 3 orang anak. Dua orang anak perempuan dari Gayatri yaitu Bhre Kahuripan dan Bhre Daha, dan satu anak laki-laki dari Parameswari yaitu Jayanegara.
2.      SRI JAYANEGARA
Setelah Raden Wijaya meninggal, ia digantikan oleh putranya Kala Gamet yang bergelar Sri Jayanegara. Ia memerintah Majapahit selama lebih kurang 19 tahun.
Pada masa pemerintahan Jayanegara, keadaan dalam negara Majapahit mengalami kekacauan. Sering terjadi pemberontakan-pembeerontakan seperti pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Nambi (1316), dan pemberontakan Kuti (1319). Pemberontakan itu dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap jabatan yang diberikan raja kepada mereka.
Masa pemerintahan Jayanegaa berakhir tragis. Ia tewas terbunuh oleh Tanca, salah seorang dharmaputra. Meskipun demikian, tahta kerajaan Majapahit dapat diselamatkan.
3.      TRIBHUWANOTTUNGGADEWI
Karena Jayanegara tidak meninggalkan putera, hak tahta Kerajaan Majapahit berada pada puteri Kertanagara. Putrid yang masih hidup bernama Gayatri. Namun, karena sudah menjadi pertapa, tahta kerajaan diwakili oleh puterinya Tribhuwanottunggadewi. Ia memerintah sampai Gayatri meninggal. Setelah itu, tahta harus diserahkan kepada putera Tribhuwanottunggadewi.
Tribhuwanottunggadewi memerintah Majapahit selama lebih kurang 22 tahun. Kemelut plotik masih muncul, antara lain pemberontakan Sadeng. Dalam kemelut itu, kembali Gajah Mada, yang sudah menjadi Patih Daha, tampil mmemadamkan pemberontakan. Atas jasanya itu, patih Amangkubhumi Arya Tadah mengusulkan kepada ratu agar Gajah Mada menggantikannya. Kemudian, Gajah Mada dilantik menjadi patih amangkubhumi, jabatan tertinggi di Majapahit sesudah raja. Saat pelantikannya, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Isi sumpah Palapa ialah cita-cita Gajah Mada mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Menjelang akhir pemerintahan Tribhuwanottunggadewi, keadaan Majapahit aman dan sejahjera. Bahkan, kerajaan itu sudah mulai mananamkan pengaruhnya di luar Pulau Jawa.
4.      SRI RAJASANEGARA
Setelah Gayatri wafat, Tribhuwanottunggadewi menyerahkan tahta Majapahit kepada puteranya, Hayam Wuruk. Hayam Wuruk naik tahta dengan bergelar Sri Rajjasanegara. Ia memerintah Majapahit selama 39 tahun. Ketika itu, jabatan patih amangkubhumi tetap dipegang Gajah Mada. Keduanya menjadi dwitunggal yang membawa Majapahit menuju puncak kebesaran.
Di bawah pemerintahan Sri Rajasanegara di damping Gajah Mada, persatuan Nusantara selangkah demi selangkah dapat diwujudkan. Akan tetapi, keberhasilan itu sempat dinodai oleh peristiwa Bubat. Setelah peristiwa itu, Gajah Mada sempat mengundurkan diri, namun kemudian ia aktif lagi dalam pemerintahan.
Akhir kejayaan Majapahit diawali dengan wafatnya Gajah Mada pada tahun 1364 M. Tidak ada lagi tokoh Majapahit setangunh Gajah Mada. Selama 3 tahun, jabatan patih amangkubhumi lowong. Barulah kemudian Gajah Enggon diangkat menduduki jabatan tersebut.
Majapahit semakin suram dengan wafatnya Rajasanegara pada tahun 1389 M. Selanjutnya, kerajaan itu kembali diisi oleh kemelut politik berupa pemberontakan dan perang saudara.



KERUNTUHAN KERAJAAN MAJAPAHIT
            Sejak abad ke-14 M, Majapahit mengalami kemunduran. Penyebabnya antara lain sebai berikut:
  • Sepeninggal Rajasanegara dan Gajah mada, tidak ada lagi pemimpin yang cakap. Penguasa Majapahit selanjutnya, seperti Wikraamawardhana dan Suhita tidak mampu secara tegas menindak pembangkangan Bhre Wirabhhumi dari Blambangan. Akibatnya, timbul sengketa keluarga berlarut-larut.
  • Terjadinnya persengketaan keluarga yang berlarut-larut. Persengketaan berawal dengan meletusnya perang saudara yang disebut Perang Paregreg yang berlangsung selama 5 tahun. Walaupun akhirnya dimenangkan oleh majapahit, persengketaan keluarga tidak kunjung selesai. Setelah Suhita wafat, tahta Majapahit diirebut oleh adiknya Bhre Tumapel. Kemudian, ibu kota Majapahit terpaksa dipindahkan ke Kahuripan semasa pemerintahan Rajasarwadhana.
  • Terjadinya kekosongan kekuasaan, sepeninggal Rajasawardhana. Akibatnya, Majapahit tidak mampu mengendalikan wilayah bawahan.
  • Munculnya kerajaan Islam Demak dan Malaka yang mengambil alih pusat perdagangan di Nusantara.
SUMBER SEJARAH
Berita mengenai Kerajaan Majapahit berasal dari berbagai sumber sebagai berikut.
  • Prasasti Butak, yang mengisahkan peristiwa keruntuhan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan Majapahit. Prasasti ini menegaskan keterkaitan antara Singasari dan Majapahit.
  • Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama, yang mengisahkan perjuangan Raden Wijaya melawan Kadiri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit.
  • Kitab Pararaton, yang menceritakan pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit.
  • Kitab Negarakrtagama, menceritakan keadaan Majapahit terutama masa pemerintahan Hayam Wuruk.
  • Berbagai peninggalan berupa bangunan candid an reruntuhan istana di Trowulan.

Jumat, 26 Maret 2010

Tugas Budi Pekerti : Cerita Fabel

BERANG-BERANG YANG SUKA BERKELAHI

            Dahulu, di tepi sebuah hutan ada seekor srigala jantan yang tinggal bersama betinanya. Suatu hari sang betina ingin makan siang dengan ikan dan menyuruh srigala pergi ke sungai untuk menangkap beberapa ekor ikan. Srigala pun berangkat ke sungai.
            Sang srigala duduk di tepi sungai dengan kailnya menunggu sampai beberapa lama. Tetapi ia tak dapat menangkap seekor ikan pun. Ia resah dan gelisah, karena cukup lama ia belum mendapatkan seekor ikan. Srigala menengok kesana kemari. Kemudian ia melihat dua ekor berang-berang sedang berenang-renang dalam air. Tiba-tiba kedua berang-berang itu menyelam dalam air dan muncul kembali dengan seekor ikan besar. Mereka menariknya ke tepian sungai.
            “Aku ingin bagian yang lebih besar karena aku yang lebih dulu melihatnya,” kata berang-berang betina.
            “Aku yang menangkapnya. Jadi aku yang patut mendapatkan bagian yang lebih besar,”  kata berang-berang jantan dengan marah.
            “Betapa bodohnya kedua berang-berang ini! Sekarang kesempatanku mendapatkan seekor ikan untuk betinaku,” pikir srigala.
            Ia mendekati kedua binatang itu. “Mengapa kalian berdua bertengkar? Berhentilah barangkali aku dapat membantu?”
            “Oh ya” jawab berang-berang itu bersamaan. “Kami berdua telah menangkap ikan ini bersama-sama dan kami tak tahu bagaimana membaginya, kami selalu berebut ingin bagian yang lebih besar.”
            “Berhentilah berkelahi,” kata srigala. Bila kalian mau, aku akan membagi ikan itu untuk kalian berdua supaya adil.”
            “Benarkah demikian srigala?” kata berang-berang penuh semangat. “Anda sangat baik hati.”
            Srigala lalu memotong bagian kepala ikan itu.
            “Ini bagianmu,” ia berkata pada berang-berang betina.
            Ia kemudian memotong bagian ekor ikan itu, “dan ini bagian ikanmu,” katanya pada berang-berang jantan. Kemudian sang srigala sendiri mengambil bagian ikan yang tergemuk. Sambil membawa potongan ikan tersebut, sang srigala berlari pulang sebelum berang-berang itu mengejarnya.
            Kedua berang-berang itupun kehilangan makan siang yang lezat akibat kebodohan mereka, dan mereka pulang kembali dengan wajah agak murung.

Pesan dan moral :
* Jangan selalu mementingkan diri kita sendiri.
* Suatu pertengkaran tak akan menyelesaikan masalah.
* Bagilah secara adil sesuatu yang kita dapatkan bersama.
*Agar tidak menyesal, Janganlah selalu mempercayai/tergoda dengan omongan orang  yang baru kita kenal dengan mudah.

Kamis, 18 Maret 2010

Laporan IPA (kelas VIII)


GAYA KE ATAS BENDA

I.                    Tujuan            :
o   Mengidentifikasi gaya ke atas pada benda yang berada di dalam air.
II.                 Alat dan Bahan           :

o   Gelas ukur 1.000 mL
o   Neraca pegas
o   Beban pemberat 1 N
o   Beban pemberat 0,5 N
o   Kubus kuningan
o   Kubus Alumunium
o   Kubus Tembaga
o   Pecahan bata

III.               Cara Kerja     :
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Mengisi gelas ukur dengan air kira-kira setengah gelas sampai pada skala yang mudah dibaca. Mencatat volume air tersebut.
3.      Mengukur berat benda di udara dengan neraca pegas, kemudian mencatat hasilnya pada tabel/buku.
4.      Mengukur berat benda di dalam air menggunakan naraca pegas dengan cara memasukkannya secara perlahan ke dalam air sampai bendanya tenggelam. Mencatat hasilnya.
5.      Mengamati volume air ketika benda benda tersebut dimasukkan secara perlahan ke dalam air. Mencatat volume air ketika benda sudah tenggelam seluruhnya.
6.      Mengerjakan kegiatan tersebut beberapa kali dengan benda yang berbeda-beda.
IV.              Tabel :
o   Menggunakan tabel dibawah ini untuk mencatat semua hasil pengukuran :
No.
Jenis Benda
Volume
Berat di Udara (wu)
Berat di Dalam Air (wa)
wu-wa
1.
Beban Pemberat 1N
10 mL
1,0 N
0,9 N
0,1 N
2.
Beban Pemberat 0,5 N
8 mL
0,5 N
0,4 N
0,1 N
3.
Kubus Alumunium
8 mL
0,25 N
0,15 N
0,1 N
4.
Kubus Tembaga
6 mL
0,6 N
0,5 N
0,1 N
5.
Kubus Kuningan
6 mL
0,65 N
0,55 N
0,1 N
6.
Pecahan bata
14 mL
4 N
2 N
2 N

V.                 Pertanyaan     :
1.      Bandingkan antara berat benda di udara dan berat benda di dalam air. Bagaimanakah hasilnya? Mengapa demikian?
2.      Ketika benda dimasukkan secara perlahan ke dalam air, bagaimanakah berat benda tersebut?
3.      Berilah kesimpulan dari hasil pengamatanmu!
VI.              Jawaban         :
1.      Berbeda, karena paada saat benda di dalam air, terdapat suatu gaya (gaya apung / gaya ke atas) yang mendorong benda yang arahnya berlawanan dengan arah berat benda.
2.      Berkurang.
3.      Kesimpulan :
o   Gaya ke atas sama dengan berat benda di udara di kurangi dengan berat benda di dalam air.
FA = wu - wa
o   Besarnya gaya apung bergantung pada banyaknya air yang didesak oleh benda tersabut.