Minggu, 13 Mei 2012

Paragraf Eksposisi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Paragraf merupakan bagian dari karangan (tulisan) atau bagian dari tuturan (lisan). Sebuah paragraf ditandai oleh suatu kesatuan gagasan yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat. Oleh karena itu, paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat. Kalimat-kalimat saling berkaitan untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu.
Menulis eksposisi sangat besar manfaatnya, karena sebagian besar masyarakat menyadari pentingnya sebuah informasi. Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan.
Jika ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Dari mana asalnya? Paragraf tersebut merupakan sebuah paragraf eksposisi. Eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.

B.     Rumusan Masalah
Untuk membatasi pembahasan dan mempermudah dalam penyajian makalah ini, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.                   Bagaimana syarat penyusunan paragraf yang baik
2.                   Apa pengertian dari eksposisi
3.                   Apa saja hal terpenting dalam karangan / paragraf eksposisi
4.                   Apa saja pola pengembangan paragraf eksposisi

C. Tujuan Penulisan
Disamping untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia, makalah ini disusun dengan tujuan untuk lebih mengetahui tentang :
1.                   Syarat penyusunan paragraf yang baik
2.                   Pengertian dari eksposisi
3.                   Hal terpenting dalam karangan / paragraf eksposisi
4.                   Pola pengembangan paragraf eksposisi

BAB II
PEMBAHASAN

A.    SYARAT PENYUSUNAN PARAGRAF YANG BAIK

Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan antara unsur-unsurnya, baik diantara gagasan utama dengan gagasan penjelasnya ataupun antara kalimat-kalimatnya. Dalam paragraf yang baik tidak ada satupun gagasan penjelas ataupun kalimat yang menyimpang dari gagasan utamanya. Semuanya mendukung secara kompak pada satu fokus permasalahan.
Kepaduan pada sebuah paragraf terbagi ke dalam dua macam, yakni kepaduan makna dan kepaduan bentuk.

1.      Kepaduan Makna (koheren)
Suatu paragraf dikataan koheren, apabila ada kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara bersama-sama mebahas satu-satu gagasan utama. Tidak dijumpai satu pun kalimat yang menyimpang ataupun loncatan-loncatan pikiran yang membingungakan. Jika suatu paragraf tidak memiliki kepaduan seperti itu, maka pembaca akan mengalami banyak kesulitan untuk memahaminya. Pembaca akan menemukan loncatan-loncatan pikiran dan hubungan-hubungan gagasan yang tidak logis. Paragraf yang dihadapinya hanya sebuah kumpulan kalimat yang tidak jelas ujung pangkalnya.

2.      Kepaduan bentuk (Kohesif)
Apabila kepaduan makna berhubungan dengan isi, maka kepaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Bisa saja sebuah paragraf padu secara makna atau koheren. Dalam arti, paragraf itu mengemukakan satu gagasan utama. Tetapi belum tentu paragraf tersebut kohesif, didukung oleh kata-kata yang padu. Kekohesifan sebuah paragraf dapat ditandai oleh:
a.    hubungan penunjukkan, yang ditandai oleh kata-kata itu, ini, tersebut, berikut, tadi;
b.    hubungan penggantian, ditunjukan oleh kata-kata saya, kami, kita, engkau, anda, mereka, ia; bentuk ini, itu, dan sejenisnya dapat pula berfungsi sebagai penanda hubungan penggantian;
c.    hubungan pelesapan, ditandai oleh penggunaan kata sebagian, seluruhan;
d.   hubungan perangkaian, ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian, akan tetapi, sementara itu, selain itu, kecuali itu, jadi akhirnya, namun demikian;
e.    hubungan leksikal, ditandai oleh pemanfaatan pengulangan kata, sinonim atau hiponim.

B. PENGERTIAN PARAGRAF EKSPOSISI:

Eksposisi atau paparan merupakan bentuk karangan yang memaparkan, menjelaskan, menguraikan, atau memerikan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan tujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan pembaca. Eksposisi adalah suatu karangan yang bertujuan memberikan penjelasan atau informasi kepada pembaca tentang suatu hal. Oleh karena itu, karangan eksposisi disebut juga karangan informatif.
Pada karangan eksposisi, informasi yang dikemukakan dimaksudkan sebagai penjelasan gagasan penulis tentang suatu hal/objek. Karangan eksposisi bertujuan agar pembaca memperoleh informasi atau keterangan yang sejelas-jelasnya tentang objek tersebut. Dengan demikian, tujuan utama karangan eksposisi adalah memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Titik perhatian lebih mengarah pada kecerdasan atau akal, bukan perasaan atau emosi pembaca. Yang harus selalu diingat adalah bahwa karangan eksposisi sama sekali tidak mendesak atau memaksa orang lain untuk menerima pandangan atau pendirian tertentu, tetapi semata-mata memberikan informasi. Umumnya menjawab pertanyaan apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.
Untuk memaparkan hal yang dikemukakan, tidak jarang karangan eksposisi menggunakan contoh, grafik, tabel, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya.
Contoh eksposisi antara lain artikel di surat kabar, petunjuk dalam label atau kemasan barang, buku cara beternak belut, cara mengembangbiakkan adenium, dsb.

C. CIRI – CIRI PARAGRAF EKSPOSISI:

1.      Berisi uraian tentang pendapat, gagasan, atau keyakinan penulis terhadap suatu masalah bidang tertentu
2.      Uraian bersifat objektif, semata-mata hanya untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa didasari maksud tertentu
3.      Diperjelas dengan fakta yang dilengkapi dengan angka, peta, grafik, statistic, gambar atau bagan sebagai ilustrasi
4.      Menggali melalui analisis dan sintesis
5.      Paragraph diakhiri dengan penegasan, bukan ajakan atau permintaan dukungan

D. BEBERAPA HAL TERPENTING KARANGAN / PARAGRAF EKSPOSISI

1.      Topik Dalam Karangan Eksposisi
-          Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya;
-          Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta; dan
-          Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.

2.      Contoh Urutan Analisis Eksposisi
-          urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa,
-          urutan fungsional,
-          urutan atau analisis sebab akibat, dan
-          analisis perbandingan.

3.      Langkah-langkah Menulis Eksposisi
-          menentukan tema
-          menentukan tujuan karangan
-          menentukan materi yang akan dirumuskan sebagai gagasan utama
-          Mengumpulkan rincian sebagai gagagsan pendukung
-          Memilih pola pengembangan yang sesuai
-          Merangkaikan  kalimat menjadi paragraph lengkap berisi gagagsan utama dan gagasan pendukung

4.      Langkah-langkah Menyusun Paragraf Proses
Pola pengembangan karangan eksposisi bisa bermacam-macam, di antaranya pola pengembangan proses. Paragraf proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan bagaimana bekerjanya, bagaimana mengerjakan hal itu (membuat hal ini), bagaimana barang itu disusun, bagaimana hal itu terjadi. Berikut langkah penulisannya :
-          Penulis harus mengetahui perincian secara menyeluruh.
-          Membagi perincian atas tahaptahap kejadiannya. Bila tahap - tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu yang berlainan, penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.

E. BAGIAN – BAGIAN PARAGRAF EKSPOSISI :

1.      Paragraf Pembuka
Pada paragraph pembuka terdapat tesis (pendapat utama)
2.      Paragraf Isi
Pada paragraph isi menyajikan uraian dan penjelasan yang mendukung pendapat utama.
Paragraph pendukung ini berisi hasil analisis fakta, data, atau temuan penelitian.
Pendapat utama yang rumit dapat dilengkapi dengan contoh, ilustrasi, tabel dan gambar.
3.      Paragraf Penutup
Pada paragraph ini berisi kesimpulan.

F. POLA PENGEMBANGAN:

Paragraf eksposisi dapat dikembangkan dengan berbagai macam pola pengembangan, diantaranya:

1.   Pola pengembangan proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Pada pola pengembangan proses penulis menjelaskan tiap urutan ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-lagkahnya adalah sebagai berikut.
1)        penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2)        penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3)        penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pebaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan proses adalah mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu, dan sebagainya.

Contoh:
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.

2.   Pola pengembangan definisi
Pada pola pengembangan definisi ini paragraf dikembangkan dengan memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Di sini kita tidak menghadapi hanya suatu kalimat, tetapi suatu rangkaian kalimat untuk menjelaskan suatu hal.

Contoh:
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

3.   Pola pengembangan contoh/ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi/contoh yang konkret. Dalam eksposisi, contoh-contoh tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat, tetapi contoh-contoh tersebut dipakai untuk menjelaskan dan menegaskan ide, gagasan, dan maksud penulis. Dalam hal ini pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi/contoh yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Kata penghubung yang  biasa digunakan pada pola pengembangan contoh/ilustrasi adalah misalnya, seperti, contoh, dan sebagainya.

Contoh:
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.

4. Pola pengembangan perbandingan
Pola pengembangan paragraf yang dikembangkan dengan menggunakan dua sudut pandang perbandingan secara berpasangan, misalnya unsur kesamaan dan perbedaan, keuntungan dan kerugian, kelebihan dan kekurangan. Kalimat utama dalam paragraf perbandingan menyatakan dua hal yang akan dibandingkan. Maksud dari perbandingan itu antara lain untuk menjelaskan pada suatu penilaian yang relatif mengenai kedua hal yang dibandingkan itu.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan perbandingan adalah dibandingkan dengan, jika dibandingkan dengan, daripada, dan sebagainya.

Contoh:
Tema lagu anak-anak zaman dulu lebih bervariasi dan mengandung pesan-pesan pendidikan yang bermanfaat bagi perkembangan mental-psikologis anak jika dibandingkan dengan lagu anak-anak masa kini. Anak-anak zaman dulu telah belajar tentang kebesaran Tuhan (Pelangi), alam sekitar (Lihat Kebunku), kasih sayang (Oh, Ibu dan Ayah), transportasi (Tamasya), dan pendidikan (Lihatlah Kawan) melalui lagu-lagu tersebut. Lagu tersebut mampu mendatangkan kegembiraan juga memperluas wawasan pengetahuan anak-anak. Dibandingkan dengan lagu-lagu lama, lagu anak-anak zaman sekarang kurang memiliki variasi tema. Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan pada diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti kehidupan anak-anak itu sendiri.

5. Pola pengembangan pertentangan/kontras
Berbeda dengan pola perbandingan, pola pertentangan hanya mempertentangkan atau menyatakan perbedaan dari dua hal yang dibandingkan. Kalimat utama menjelaskan inti perbedaan yang dilihat dari sudut pandang tertentu, misalnya fungsi, ciri, ukuran fisik, dan sebagainya.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan pertentangan/kontras adalah berbeda, berbeda dengan, akan tetapi, tetapi, namun, padahal, sebaliknya, dan sebagainya.

Contoh:
Tugas seorang konduktor pada pergelaran orkestra di negara-negara barat berbeda dengan kebanyakan konduktor pergelaran orkestra di Indonesia. Konduktor pergelaran orkestra di negara barat bertanggung jawab penuh pada kualitas musik orkestra yang ditampilkan. Syarat utama menjadi konduktor tentu secara musikal harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam, baik secara teoretis maupun praktis. Berbeda dengan konduktor negara barat, menurut penuturan Widya Kristanti, seperti halnya dirinya, di Indonesia konduktor untuk orkestra, khusunya yang bersifat populer, umumnya tidak mempunyai latar belakang akademis. Bahkan lebih dari itu, kebanyakan konduktor tersebut masih bekerja rangkap sebagai music director ( pimpinan pergelaran musik) dan masih terkait dengan masalah-masalah prapoduksi dan produksi pergelaran musik itu sendiri.

6.   Pola pengembangan analogi
Pola analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal yang dibandingkan tadi. Jika dalam pola perbandingan berusaha menunjukkan kesamaan antara dua hal dalam kelas yang sama, tetapi dalam pola analogi menunjukkan kesamaan antara dua hal yang berlainan kelas.
Kata penghubung yang digunakan dalam pola pengembangan analogi sama dengan pada pola pengembangan perbandingan.

Contoh:
Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub-bab, dan paragraf. Tubuh karangan sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan ranting, dan paragraf sebanding dengan daun.

7.   Pola pengembangan umum-khusus atau khusus-umum
Pola pengembangan umum-khusus berarti memaparkan suatu permasalahan bertolak dari suatu pernyataan yang bersifat umum kemudian berangsur-angsur menyempit ke hal-hal yang bersifat khusus. Hal atau pernyataan yang bersifat umum berkedudukan sebagai pokok informasi (pikiran utama), sedangkan hal yang bersifat khusus berkedudukan sebagai informasi tambahan (pikiran penjelas). Apabila pola ini dibalik, yaitu memaparkan hal-hal yang bersifat khusus kemudian memuncak pada hal yang bersifat umum, pola pengembangannya bergeser menjadi khusus-umum.

Contoh 1 (umum-khusus):
Sifat konflik di negeri ini sudah mulai bergeser dari vertikal ke horizontal. Semula konflik vertikal, yaitu konflik antara rakyat setempat dan pemerintah pusat, hanya terjadi di daerah-daerah tertentu yang secara historis memang memiliki potensi konflik seperti Aceh dan Papua. Kini konfliknya berubah sifat menjadi horizontal, yaitu antara sesama warga masyarakat. Konflik horizontal ini umumnya dipicu oleh suatu isu tertentu yang entah dihembuskan oleh siapa, kemudian isu tersebut direspon positif oleh warga masyarakat. Terjadilah pro dan kontra di kalangan warga. Kondisi seperti ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh mereka yang kita kenal sebagai provokator.

Contoh 2 (khusus-umum):
Manggarai dengan lahan sawah seluas sekitar 25 ha adalah kabupaten penghasil beras di NTT. Sampai saat ini belum diketahui luas areal sawah yang telah diolah dengan pola pertanian organic yang digerakkan Pastoran Fransiskan, luas arealnya masih terbatas. Itu berarti dorongan kearah pertanian organic  di Manggarai masih merupakan perjuangan panjang.

8.   Pola pengembangan klasifikasi
Klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan hal-hal atau sesuatu yang dianggap memiliki kesamaan tertentu. Paragraf eksposisi klasifikasi dikembangkan berdasarkan suatu kategori umum kemudian diikuti dengan penjelasan anggotanya. Pola pengembangan klasifikasi pada dasarnya hanya menyebutkan sejumlah kategori menurut sudut pandang tertentu.

Contoh:
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.

9.   Pola pengembangan sebab-akibat
Pengembangan paragraf eksposisi dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat. Dalam hal ini, sebab bisa bertindak sebagai  gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan sebab-akibat adalah sebab, akibatnya, sehingga, maka, dan sebagainya

Contoh:
Pada tahun 2002, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 juta ton pada tahun 2003. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 2002 mencapai 2,5 juta ton.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.
Eksposisisi hanya berusaha menegaskan dan menerangkan suatu pokok persoalan. Dalam eksposisi atau pemaparan ,penulis menyerahkan keputusannya kepada pembaca.
Tujuan paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang dikembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi.

B.     SARAN

Menulis eksposisi dengan baik adalah dengan cara kemampuan untuk menganalisa persoalan tersebut secara jelas dan konkrit. Bahan yang dikumpulkan hanya merupakan bahan mati, bahan ramuan, yang tak berguna bagi tangan-tangan yang tidak ahli. Bahan yang dikumpulkan dengan berbagai cara di atas, harus diolah, diseleksi, dievaluasi, dan dianalisa untuk dituangkan dalam sebuah karangan yang berbentuk final. Semakin baik evaluasi dan analisa yang diadakan, semakin baik nilai eksposisi yang ditulisnya.
Penulis harus mengetahui beberapa hal tentang materi ini. Dengan mengetahui beberapa hal tentang materi yang akan digarapnya, ia dapat memperluas pengetahuannya mengenai hal itu, entah melalui penelitian lapangan, wawancara, atau melalui penelitian kepustakaan. Dari hasil penelitiannya itu ia mengumpulkan bahan sebanyak-banyak, di evaluasi, untuk kemudian ditampilkan dalam tulisannya itu.



DAFTAR PUSTAKA

BSE Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X, karangan Sri Utami, Sugiarti, Suroto, Alexander Sosa
http://skripsi-ptk-tesis.blogspot.com/2011/10/makalah-pola-pengembangan-paragraf.html

1 komentar: