Minggu, 29 April 2012

Kajian BudiPekerti X SMT I

TUJUAN PEMBELAJARAN BAB I

BAB I : Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa/LKS
BAB I : Saling Menghargai/AM (Akhlak Mulia)

Kajian-kajian BAB I Saling Menghargai/AM

Kajiannya :
1.    Dapat menghargai perbedaan-perbedaan dari adat-istiadat, budaya, agama, perilaku, pengendalian diri, nilai-nilai, dan norma-norma, dan lain-lain.
2.   Dapat menunjukkan rasa terimakasih atas bantuan yang diberikan orang lain dari berbagai bentuk-bentuknya.
3.   Dalam penanaman nilai-nilai bagi manusia, tentu berpengaruh terhadap norma-norma yang berlaku.
4.   Dengan saling menghargailah, kita sebagai manusia akan tentu lebih meyakini dari yang kita miliki.

Pemahaman-pemahaman dari tujuan pembelajaran dari saling menghargai adalah :

1.    Setiap manusia sudah pasti memiliki perbedaan satu sama lain. Oleh karena itu kita harus memiliki sikap untuk lebih dapat  menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap saling toleran, menambah rasa saling menghormati satu sama lain, dan meningkatkan rasa kebersamaan yang dapat memunculkan rasa percaya diri.
Contoh-contoh menghargai perbedaan :
·        Jika kita merantau ke suatu daerah yang memiliki kebudayaan berbeda dengan kebudayaan yang ada didaerah kita sendiri, maka kita patut mentaati, dan menghargai kebudayaan pada daerah tersebut, walaupun kita memiliki budaya yang berbeda.
2.   Sebagai Makhluk sosial, kita pasti memerlukan bantuan dari orang lain, karena kita tidak dapat hidup sendiri. Semua bantuan yang telah diberikan kepada kita, pada umumnya kita membalas bantuan tersebut dengan ungkapan “Terimakasih”, namun kita juga bisa mengungkapkannya dengan berbagai cara, tidak hanya dengan kata-kata, melainkan dengan menunjukkan perilaku.
Contoh :
·        Berterimakasih kepada orang tua kita yang telah merawat, dan membesarkan kita serta memotivasi kita dengan cara membantu pekerjaan orang tua dirumah sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, dan berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk membanggakan orang tua kita.
·        Berterimakasih kepada guru-guru yang pernah mengajar dan membimbing kita dengan belajar lebih giat untuk meraih prestasi dan cita-cita.
3.   Sebagai manusia yang hidup bermasyarakat, kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan menunjukkan nilai-nilai tersebut kepada orang lain dengan memikirkan, apakah dapat diterima atau tidak oleh orang tersebut? Karena pandangan setiap orang berbeda-beda.
Contoh :
·        Seseorang menerapkan penanaman nilai-nilai di tengah-tengah masyarakat dan masyarakat menyambut baik hal itu karena tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
4.   Kita dituntut untuk saling menghargai satu dengan yang lain. Dengan tujuan agar timbulnya rasa aman, nyaman, dan tentram antara sesame manusia, dan apa yang kita rencanakan akan berjalan sebagaimana mestinya. Dengan menghargai orang lain, tentu kita akan dihormati pula dengan orang tersebut.


BAB II : Potensi Diri/LKS
BAB II : Kerja Sama/AM (Akhlak Mulia)

Tujuan Pembelajaran Kerjasama Akhlak Mulia

1.    Dapat menumbuhkan nilai-nilai kesadaran yang sangat penting dalam kerja sama berpengaruh terhadap tujuan.
2.   Dapat mengetahui waktu-waktu yang tepat sesuai dengan yang direncanakan di dalam meminta bantuan dalam bentuk apapun.
3.   Mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dari kerjasama yang kita perhatikan.
4.   Potensi diri bagi manusia sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai kerjasama kita.
5.   Harapan kita sebagai manusia, nilai-nilai kerja sama perlu diperkuat dalam bentuk-bentuk yang dibutuhkannya.

Kajian-kajian kerjasama tersebut adalah

1.    Setiap anggota kelompok pasti mempunyai nilai kesadaran. Nilai kesadaran tersebut perlu dinampakkan dalam diri masing-masing untuk ikut berdiskusi dan bekerja dalam kelompok. Sehingga kegiatan kelompok dapat segera terselesaikan.
2.   Kita harus bisa menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang tepat dan kita juga harus mengetahui kondisi yang tepat dari orang yang akan dimintai bantuan atau pertolongan dalam berbagai bentuk apapun.
Contoh:
·        Kita meminta tolong kepada seseorang untuk mengajari tentang rumus-rumus Matematika, tetapi orang tersebut sedang sibuk dengan pekerjaannya, Jadi, sebaiknya kita tidak meminta tolong kepada orang tersebut.
3.   Kita harus mementingkan kepentingan kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok, sebelum mengerjakan tugas pribadi guna memajukan kelompok dan agar terciptanya suatu nilai kebersamaan dalam bekerja sama pada suatu kelompok.
4.   Setiap anggota kelompok pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga jika ada kelompok yang memiliki kekurangan, anggota yang lain seharusnya bisa menutupi kekurangan tersebut. Dan sebagai anggota kelompok kita juga harus mengetahui potensi yang kita miliki agar kita lebih mudah untuk mengetahui dengan siapa kita harus bekerja dan dibidang apa? Hal ini dapat mengoptimalkan suatu nilai bekerjasama yang sesuai dengan diri kita.
5.   Potensi diri berpengaruh kepada tujuan kita karena dari potensi diri, kita dapat mengetahui tujuan kita untuk menjadi apa di masa depan. Dan juga kita dapat mengetahui kelebihan yang kita miliki.

Jumat, 27 April 2012

Laporan Praktikum Kimia

Uji Daya Hantar Listrik Larutan

I.       Tujuan        :
·         Menguji daya hantar listrik beberapa larutan serta mengamati gejala berlangsungnya hantaran arus listrik.
·         Mampu memahami ciri-ciri larutan elektrolit dan non elektrolit.
·        Mengenal beberapa larutan yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit
·        Mengetahui perbedaan larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit.
II.     Landasan Teori :
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Sementara larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menhantarkan listrik.
      Larutan Elektrolit
                              Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air). Larutan elektrolit terbentuk dari suatu zat yang larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan membuat larutan menjadi konduktor elektrik. Ion merupakan atom-atom yang bermuatan elektrik.
Seorang ahli kimia dari Swedia (1887), Svante August Arrhenius (1859-1927) menjelaskan bahwa larutan elektrolit mengandung atom-atom bermuatan listrik (ion-ion) yang bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus listrik melalui larutan.
Larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat.
Larutan Elektrolit Lemah
Larutan Elektrolit Lemah adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut tidak terionisasi seluruhnya ( ionisasi sebagian 0 < a < 1 ). Sifat kekonduktorannya buruk karena sedikitnya zat yang mengion. Persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (reaksi reversible) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna). Larutan ini biasanya berupa larutan asam lemah dan basa lemah.
Berikut ciri-ciri larutan elektrolit lemah :
1.      Kurang dapat menghantarkan listrik dengan baik.
2.      Terjadinya proses ionisasi (terurai menjadi ion-ion) yang tidak sempurna.
3.      Lampu menyala redup atau ada gelombang gas (sedikit)
4.      Berupa larutan asam basa lemah
Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut terionisasi seluruhnya (ionisasi sempurna α = 1). Karena banyaknya ion yang dihasilkan, larutan ini dapat menghantarkan listrik dengan baik. Persamaan reaksi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan (reaksi irreversible). Beberapa jenis kation dan anion yang dapat membentuk larutan elektrolit kuat, yaitu:
      Kation  : Na+, L+, K+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+, NH4+
      Anion   : Cl-, Br-, I-, SO42-, NO3-, ClO4-, HSO4-, CO32-, HCO32-
      Larutan ini biasanya berupa larutan asam kuat, basa kuat dan garam.
            Berikut ciri-ciri larutan elektrolit kuat :
1.      Dapat menghantarkan listrik dengan sangat baik.
2.      Terjadi proses ionisasi (terurai menjadi ion-ion) dengan sempurna.
3.      Lampu menyala terang dan ada banyak gelembung gas.
4.      Berupa larutan asam basa kuat.
Alasan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena larutan elektrolit memiliki ion-ion bebas yang dapat bergerak bebas sesukanya, seperti diungkapkan oleh teori Svante August Arrhenius ion . Pada prinsipnya, saat larutan (air+zat pengantar) dialiri listrik, maka molekul zat yang bercampur tersebut akan berubah.
      Larutan Non Elektrolit
Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini terbentuk dari senyawa-senyawa yang tidak terionisasi ketika larut di dalam larutan. Contohnya seperti larutan gula, larutan urea, larutan alcohol. Zat non elektrolit dalam larutan, tidak terurai menjadi ion-ion tetapi tetap berupa molekul.
Berikut ini ciri-ciri larutan non elektrolit :
1.      Tidak dapat menghantarkan listrik.
2.      Tidak terjadi proses ionisasi.
3.      Lampu tidak menyala dantidak ada gelembung.
4.      Berupa larutan gula, alkohol, dan urea.

Untuk menunjukkan kekuatan elektrolit suatu larutan, digunakan larutan yang disebut derajat ionisasi (α). Yaitu jumlah ion bebas yang dihasilkan dalam larutan.
RUMUS DERAJAT IONISASI( α ) :

Nilai α dapat berubah – ubah antara 0 dan 1. Jika α = 0 berarti pada larutan tidak terjadi  isoisasi, sedangkan jika α = 1 maka pada larutan terjadi disoisasi sempurna.

III.  Alat dan Bahan :
·         Alat
1.      Sumber Listrik (baterai)
2.      Kabel penghubung
3.      Bola Lampu
4.      Elektroda karbon
5.      Elektroda Karbon
6.      Larutan yang diuji
7.      Gelas kimia
·         Bahan

-        Garam Dapur
-        Natrium Hidroksida
-        Asam Klorida
-        Cuka
-        Amonia
-        Gula
-        Urea
-        Etanol
-        Air Suling
-        NaCl 0,1 m
-        Air PAM

IV. Langkah Kerja :
1.      Siapkan Alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Bersihkan semua peralatan yang akan digunakan dengan air PAM dan keringkan.
3.      Rangkailah alat-alat penguji elektrolit seperti gambar di atas.
4.      Masukan larutan garam dapur secukupnya kedalam gelas kimia yang bersih dan kering.
5.      Ujilah larutannya dengan menggunakan rangkaian alat penguji elektrolit dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam larutan.
6.      Amatilah perubahan yang terjadi dan apakah lampu menyala (catat dalam tabel pengamatan)
7.      Jika ingin menguji larutan lain bersihkan dahulu elektroda dengan air PAM dan keringkan.
8.      Dengan cara yang sama, ujilah larutan lain yang tersedia.
Catatan : setiap mengganti larutan, elektroda harus dibersihkan dengan air PAM dan dikeringkan terlebih dahulu. !
V.    Tabel Pengamatan :
No
Nama Larutan
Rumus Kimia
Hasil Pengamatan
Nyala Lampu
Gelembung
1.
Garam Dapur
NaCl
Ada
Ada
2.
Natrium Hidroksida
NaOH
Ada
Ada
3.
Asam Klorida
HCl
Ada
Ada
4.
Cuka
CH3HOOH
Redup
Sedikit
5.
Amonia
NH4OH
Redup
Sedikit
6.
Gula
C6H12O6
Tidak Ada
Tidak Ada
7.
Urea
CO(NH2)2
Tidak Ada
Tidak Ada
8.
Etanol
C2H5OH
Tidak Ada
Tidak Ada
9.
Air Suling
H2O
Tidak Ada
Sedikit
10.
Natrium Klorida 0,1 m
NaCl 0,1 m
Redup
Sedikit

VI. Kajian Pertanyaan :
1.      Berdasarkan pengamatan, sebutkan gejala berlangsungnya hantaran arus listrik.
2.      Kelompokkan bahan uji tersebut ke dalam larutan yang dapat menghantarkan arus listrik (larutan elektrolit) dan larutan yang tidak menghantarkan arus listrik (larutan nonelektrolit).
3.      Buatlah kesimpulan dan laporan pengamatan dengan sebaik mungkin.
VII.        Uraian Jawaban:
1.       Gejala Berlangsungnya hantaran arus listrik adalah sebagai berikut :
beberapa larutan dapat menyalakan lampu dan sebagian yang lain tidak dapat menyalakan lampu. Jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit, maka lampu akan menyala. Lampu yang menyala merupakan tanda bahwa larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik atau bersifat sebagai konduktor listrik. Akan tetapi, jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan non elektrolit, maka lampu tidak akan menyala. Ketidakmampuan larutan elektrolit menyalakan lampu merupakan tanda bahwa larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Hal lain yang dapat diamati untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit adalah ada tidaknya gelembung gas pada saat pengujiannya menggunakan rangkaian listrik. Larutan elektrolit bergelembung, sedangkan larutan non elektrolit tidak menghasilkan gelembung.
2.       Pengelompokan Larutan Uji Coba adalah sebagai berikut :
Elektrolit Kuat : Larutan Garam Dapur, Natrium Hidroksida, dan Asam Klorida.
Elektrolit lemah : Larutan Cuka, Amonia, Air Suling, dan NaCl 0,1 m.
Non elektrolit : Larutan Gula, Etanol, dan Urea.
3.      Kesimpulannya : Beberapa larutan dapat menyalakan lampu dan sebagian yang lain tidak dapat menyalakan lampu. Jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit, maka lampu akan menyala. Lampu yang menyala merupakan tanda bahwa larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik atau bersifat sebagai konduktor listrik. Akan tetapi, jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan non elektrolit, maka lampu tidak akan menyala. Ketidakmampuan larutan elektrolit menyalakan lampu merupakan tanda bahwa larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Hal lain yang dapat diamati untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit adalah ada tidaknya gelembung gas pada saat pengujiannya menggunakan rangkaian listrik. Larutan elektrolit bergelembung, sedangkan larutan non elektrolit tidak menghasilkan gelembung.
Jadi dari laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan Garam Dapur, Natrium Hidroksida, dan Asam Klorida merupakan elektrolit kuat. Sedangkan Cuka, Amonia, Air Suling, NaCl 0,1 m merupakan elektrolit lemah, dan Gula, Etanol, Urea mperupakan larutan non elektrolit.
VIII.     Pembahasan :
·         Garam Dapur (NaCl) merupakan elektrolit kuat, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit kuat molekulnya mengalami ionisasi sempurna. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit yang terdapat pada larutan Garam Dapur (NaCl) adalah : NaCl → Na+ + Cl-
·         Natriun Hidroksida (NaOH) merupakan elektrolit kuat, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit kuat molekulnya mengalami ionisasi sempurna. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit yang terdapat pada larutan Natrium Hidroksida (NaOH) adalah : NaOH→ Na+ + OH-
·         Asam Klorida (HCl) merupakan elektrolit kuat, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit kuat molekulnya mengalami ionisasi sempurna. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit yang terdapat pada larutan Asam Klorida (HCl) adalah : HCl→ H+ + Cl-
·         Cuka (CH3HOOH) merupakan elektrolit lemah, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit lemah, molekulnya mengalami ionisasi sebagian. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit lemah yang terdapat pada larutan Cuka (CH3HOOH) adalah : CH3HOOH CH3HOO- + H+
·         Amonia (NH4OH) merupakan elektrolit lemah, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit lemah, molekulnya mengalami ionisasi sebagian. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit lemah yang terdapat pada larutan Amonia (NH4OH)adalah : NH4OH N4H+ + OH4-
·         Gula (C6H12O6) merupakan non elektrolit, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu mati dan tidak terdapat gelembung gas. Dalam Larutan non elektrolit molekulnya tidak mengalami ionisasi atau tidak teruai menjadi ion-ion positif maupun negatif.
·         Urea (CO(NH2)2) merupakan non elektrolit, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu mati dan tidak terdapat gelembung gas. Dalam Larutan non elektrolit molekulnya tidak mengalami ionisasi atau tidak teruai menjadi ion-ion positif maupun negatif.
·         Etanol (C2H5OH) merupakan non elektrolit, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu mati dan tidak terdapat gelembung gas. Dalam Larutan non elektrolit molekulnya tidak mengalami ionisasi atau tidak teruai menjadi ion-ion positif maupun negatif.
·         Air Suling (H2O) merupakan elektrolit lemah, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu mati dan terdapat sedikit gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit lemah, molekulnya mengalami ionisasi sebagian. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit lemah yang terdapat pada larutan Air Suling (H2O) adalah : H2O ⇄ 2H+ + O2-
·         Natrium Klorida 0,1 m (NaCl 0,1 m) merupakan elektrolit lemah, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit lemah, molekulnya mengalami ionisasi sebagian. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit lemah yang terdapat pada larutan Natrium Klorida 0,1 m (NaCl 0,1 m)adalah :
NaCl 0,1 m Na++Cl-

IX.  Kesimpulan :
Ditinjau dari tujuan kegiatan dan hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa beberapa larutan dapat menyalakan lampu dan sebagian yang lain tidak dapat menyalakan lampu. Jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit, maka lampu akan menyala. Lampu yang menyala merupakan tanda bahwa larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik atau bersifat sebagai konduktor listrik. Akan tetapi, jika elektroda dicelupkan ke dalam larutan non elektrolit, maka lampu tidak akan menyala. Ketidakmampuan larutan elektrolit menyalakan lampu merupakan tanda bahwa larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Hal lain yang dapat diamati untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit adalah ada tidaknya gelembung gas pada saat pengujiannya menggunakan rangkaian listrik. Larutan elektrolit bergelembung, sedangkan larutan non elektrolit tidak menghasilkan gelembung.
Jadi dari laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan Garam Dapur, Natrium Hidroksida, dan Asam Klorida merupakan elektrolit kuat. Sedangkan Cuka, Amonia, Air Suling, NaCl 0,1 m merupakan elektrolit lemah, dan Gula, Etanol, Urea merupakan larutan non elektrolit.
           Saran :
      Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.

NB: Laporan Ini aku buat tanpa praktek lho... :D cz waktu pelaksanaan Praktikum aku ngga Ikut gara" Dispen -___- jadi jika ada kesalahan dalam penulisan laporan harap maklum (^_^)Vizz

Rabu, 18 April 2012

HIDROSFER

Jenis-Jenis Perairan Di Permukaan Bumi

Perairan di bumi dibedakan menjadi dua, yaitu Perairan Darat dan Perairan Laut.
A.  Perairan Darat
1.    Pengertian Perairan Darat
       Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju).
       Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor sebagai berikut.
a.        Jumlah curah hujan yang jatuh.
b.        Kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi.
c.         Lamanya curah hujan.
d.        Penutupan vegetasi di permukaan bumi.
e.        Derajat permeabilitas (meloloskan air) dan struktur bumi.
f.          Kemiringan topografi.
2.    Macam-Macam Perairan Darat
a.    Air Tanah (Ground Water)
       Air tanah adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Air tanah pada litosfer kurang dari 0,62 % dari seluruh air yang ada di bumi. Volume air tanah yang ada di berbagai tempat tidak sama, bergantung kepada persyaratan yang menunjang proses peresapannya.
1)    Media Peresapan Air Tanah
       Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, yaitu sebagai berikut.
a)        Pori-pori tanah. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal.
b)        Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan yang terjadi pada musim hujan sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
c)        Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
d)        Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.
e)        Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal es yang membeku pada musim dingin.
Selain kelima faktor tersebut, penutupan vegetasi di permukaan bumi pun besar pengaruhnya terhadap peresapan air (infiltrasi) hujan ke dalam tanah. Hujan yang lebat akan tertahan oleh daun-daun dan ranting-ranting sehingga jatuhnya di permukaan bumi perlahan-lahan. Dengan demikian, proses peresapan air berlangsung lebih lancar.
       Air tanah mengalami proses penguapan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
a)        Penguapan langsung, yaitu melalui pori-pori di permukaan tanah sebagai akibat dari pemanasan lapisan tanah oleh sinar matahari. Jenis penguapan ini dalam bahasa Inggris disebut evaporasi.
b)        Penguapan yang tidak langsung, yaitu melalui permukaan daun tumbuh-tumbuhan. Jenis penguapan ini dinamakan transpirasi.
Di dalam klimatologi dan hidrologi, kedua jenis penguapan ini dinamakan evapotranspirasi. Lapisan tanah yang dipengaruhi evapo transpirasi hanya sampai kedalaman 30 cm saja. Di daerah gurun menjadi lebih dalam lagi karena curah hujan rendah dan pemanasan terus-menerus. Lapisan atas tanah gurun itu menjadi kering.
2)    Klasifikasi Air Tanah
       Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu sebagai berikut.
a)    Meteoric Water (Vadose Water)
       Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jenuh.
b)    Connate Water (Air Tanah Tubir)
       Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) ketika magma tersembur ke permukaan bumi. Dapat berasal dari air
laut atau air darat.
c)    Fossil Water (Air Fosil)
       Air tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil tumbuhan maupun fosil binatang.
d)    Juvenil Water (Air Magma)
       Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.
e)    Pelliculkar Water (Air Pelikular)
       Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
f)     Phreatis Water (Air Freatis)
       Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
g)    Artesian Water (Air Artesis)
       Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Jika air tanah ini memeroleh jalan keluar baik secara disengaja atau tidak, akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.
3)    Pencemaran dan Pemanfaatan Air Tanah
       Di kota-kota dan di daerah-daerah industri sering terjadi polusi pada air tanah yang disebabkan oleh sampah dan buangan limbah industri. Sampah-sampah yang padat, jika membusuk akan meresap ke dalam lapisan tanah oleh pengaruh air hujan sehingga akan mengotori air tanah di tempat-tempat yang dekat dengan sumber polusi tersebut. Air tanah yang sudah tercemar dapat dibedakan dengan air tanah yang masih murni dari warna, bau, dan rasa. Akibat polusi, air tanah dapat membahayakan bagi kehidupan manusia.
       Air tanah memiliki berbagai kegunaan bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut.
a)      Untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk minum, memasak makanan, dan mencuci.
b)      Untuk keperluan industri, misalnya industri tekstil dan industri farmasi.
c)      Untuk keperluan pertanian, misalnya pengairan sawah.
       Air tanah yang digunakan untuk berbagai keperluan tersebut, pada zaman sekarang lebih banyak dikeluarkan melalui pembuatan sumur bor. Pengeluaran air tanah yang tidak seimbang dengan penambahannya, secara alamiah akan menyebabkan terjadinya tanah amblas (subsidence). Penyedotan air tanah secara besar-besaran juga akan menurunkan tingkat permukaan air tanah dalam, terutama pada musim kering (kemarau).
b.    Sungai
       Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir. Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang paling rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
1)    Klasifikasi Sungai
       Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a)    Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1)   arus sungai deras;
(2)   arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
(3)   lembahnya curam;
(4)   lembahnya berbentuk V;
(5)   kadang-kadang terdapat air terjun; dan
(6)   terdapat erosi mudik.
(7)   tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
(8)   terdapat batu-batu besar dan runcing.
b)    Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1)   arus air sungai tidak begitu deras;
(2)   erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
(3)   aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
(4)   mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.
(5)   batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu.
c)    Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1)   arus air sungai tenang;
(2)   terjadi banyak sedimentasi;
(3)   erosi ke arah samping (horizontal);
(4)   sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
(5)   terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
(6)   di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
(7)   terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.
       Menurut arah alirannya sungai dibedakan atas lima jenis, yaitu sebagai berikut.
a)      Sungai Konsekwen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.
b)      Sungai Insekwen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
c)      Sungai Subsekwen, yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
d)        Sungai Obsekwen, yaitu anak sungai dari sungai subsekwen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
e)        Sungai Resekwen, yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.
       Berdasarkan sumber airnya sungai dibagi atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a)        Sungai Hujan, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Sungai hujan banyak terdapat di Indonesia.
b)        Sungai Gletser, yaitu sungai es. Sungai ini terdapat di daerah beriklim dingin (bersalju).
c)        Sungai Campuran, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan dari gletser (es mencair). Contohnya Sungai Memberamo.
       Menurut kondisi airnya sepanjang tahun, sungai dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a)        Sungai Episodik, artinya sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Pada umumnya sungai jenis ini terdapat di daerah yang curah hujannya besar dan di daerah yang berhutan lebat.
b)        Sungai Periodik, yaitu sungai yang massa airnya tidak tetap sepanjang tahun. Biasanya pada waktu datangnya musim hujan airnya meluap, dan pada waktu musim kemarau airnya kering (surut).
       Air sungai dapat dimanfaatkan antara lain, sebagai berikut.
a)        Irigasiat atau pengairan khususnya di daerah kering orang membutuhkan air untuk mengairi sawah. Dalam sistem pertanian intensif sekarang ini, di daerah basah pun perlu pengairan agar diperoleh hasil yang lebih mengun tungkan.
b)        Sumber tenaga sebagai penggerak turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga menghasilkan pembangkit tenaga listrik (PLTA).
c)        Keperluan domestik, yaitu kebutuhan primer rumah tangga seperti air minum, memasak, mencuci, dan mandi. Bahkan bagi masyarakat kota air juga dipergunakan untuk menyiram tanaman dan rumput hias di halaman.
d)        Sumber penghasil bahan makanan mentah, seperti ikan, dan udang.
e)        Industri sebagai penyuci bahan dasar dan pencair atau pelarut bahan.
f)         Transportasi atau sarana perhubungan.
g)        Rekreasi dan olah raga, di sungai-sungai orang mengadakan rekreasi sekaligus merupakan arena olah raga, seperti berenang, atau dayung.
2)    Pola Aliran Sungai
       Aliran sungai akan menyusun pola tertentu yang disebut pola aliran sungai. Pola aliran sungai ini dipengaruhi oleh struktur geomorfologi dan geologi daerah yang dilaluinya. Pola aliran yang dijumpai antara lain sebagai berikut.
a)        Pola dendtritis, ciri-cirinya adalah bahwa anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur yaitu membentuk sudut yang berlainan besarnya dan tidak tentu besarnya. Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur. Pola ini sering terdapat pada batuan horizontal (mendatar).
b)        Pola memusat (centripetal), yaitu pola aliran yang memusat pada suatu depresi, seperti cekun gan, atau kawah.
c)        Pola menyebar radial (centrifugal), yaitu pola aliran yang tersebar dari suatu puncak, seperti pada kubah, gunungapi, dan bukit terpencil.
d)        Pola trellis, yaitu sungai yang memperlihatkan letak yang paralel. Anak-anak sungainya bergabung secara tegak pada sungai yang parallel (sejajar) tadi. Pola ini terjadi di daerah dengan struktur lipatan.
e)        Pola aliran rektangular, ciri-cirinya adalah sungai induk dengan anakanak sungainya membelok dengan membentuk sudut 90°. Pola aliran ini terdapat di daerah patahan.
f)         Pola annular, terdapat pada kubah yang telah mengalami pengirisan yang lebih lanjut dan dikelilingi oleh lapisan yang berganti antara yang keras dan lunak. Pada keseluruhannya pola ini hamper membentuk cincin.
g)    Pola aliran pinnate, menunjukkan kecuraman lereng yang besar.

3)    Daerah Aliran Sungai (DAS)
       Daerah Aliran Sungai (Drainage Area Riverbasin) yang disingkat menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu. Adapun pengertian lain, Daerah Aliran Sungai adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai.
       Jadi suatu sungai beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran. Misalnya, sungai Ci Manuk dengan anak-anak sungainya disebut Daerah Aliran Sungai Ci Manuk.
       Daerah yang memisahkan antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya merupakan daerah punggungan dinamakan watershed atau stream devide (igir).
       Untuk melestarikan suatu bendungan agar tidak cepat mengalami proses pendangkalan, maka DAS tersebut harus dihijaukan. Besar kecilnya air sungai bergantung luas tidaknya daerah aliran dan besar sedikitnya curah hujan di DAS tersebut.
       DAS merupakan daerah penangkapan air hujan (catchment area). Pembangunan pertanian, pemukiman, dan industri, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air tersebut, DAS akan menampung buangan limbah akibat pembangunan tersebut sehingga terjadilah pencemaran (polusi) air.
       Pentingnya pengelolaan DAS jelas berkaitan dengan penyediaan air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan kekeringan, mencegah erosi, serta mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah.
C.    Danau
       Danau adalah massa air yang berada di suatu cekungan (ledok/basin) yang terdapat di daratan. Berdasarkan terjadinya danau dibagi menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut.
1)        Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat suatu tempat mengalami penurunan (pemerosotan). Akibatnya lembah merosot (slenk) diisi oleh air hujan atau air resapan, sehingga terjadilah sebuah danau. Contohnya: Danau Singkarak (Sumatra) dan Danau Towuti (Sulawesi).
2)        Danau Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya letusan gunungapi. Letusan ini dapat menghilangkan sebagian kerucut atau dinding kawah. Contohnya: Danau Maninjau dan Danau Kerinci di Sumatra, Danau Poso dan Danau Matana di Sulawesi, Danau Kelud di Jawa, dan danau Kalimutu di Flores.
3)        Danau Tektonik Vulkanik, yaitu danau yang terjadi karena gabungan antara letusan gunungapi dan akibat dari tanah turun (tanah longsor) kemudian pada akhirnya membuat cekungan kemudian tergenang air dan terjadilah danau. Contohnya Danau Toba di Sumatra, Danau Batur di Bali, dan Danau Ranau di Sumatra Selatan.
4)        Danau Karst, yaitu danau di daerah bebatuan kapur, akibat proses pelarutan batu kapur oleh air hujan. Ukurannya tidak besar, danau tersebut disebut lokva. Contohnya lokva Bendogede di Kecamatan Ponjong di daerah Gunung Kidul.
5)        Danau Glasial, yaitu danau yang terjadi akibat erosi glasial pada zaman pencairan es. Ini terjadi di daerah yang pernah ditimbuni es dalam waktu yang lama seperti di Kanada Utara, Uni Soviet Utara, dan Eropa Utara. Contohnya The Great Lake (di Amerika Utara).
6)        Danau Buatan, yaitu danau hasil buatan manusia (bendungan) contohnya Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, Waduk Cirata di Jawa Barat, Waduk Sempor, Waduk Cacaban di Jawa Tengah, serta Waduk Karang Kates dan Waduk Selorejo di Jawa Timur.
       Manfaat danau bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut:
1)      untuk hidrolistrik (PLTA);
2)      untuk sistem irigasi atau pengairan;
3)      pengendalian banjir;
4)      perikanan darat;
5)      objek wisata;
6)      lalu lintas air;
7)      tempat berolah raga air;
8)      meninggikan air tanah di sekitar danau; dan
9)      danau di dataran tinggi merupakan sumber peresapan air tanah bagi daerah hilirnya.
d.    Rawa
       Rawa (swamp/marsh) adalah tanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena sistem drainase (pelepasan air) yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya. Rawa-rawa biasanya ditumbuhi oleh vegetasi dan selalu berlumpur.
       Rawa-rawa di Indonesia terdapat di sekitar muara-muara sungai yang besar dan rapat, seperti di Pulau Sumatra bagian timur, Kalimantan sebelah barat, selatan, dan bagian timur, serta Papua sebelah barat dan selatan. Sebagian rawa-rawa tersebut terpengaruh oleh pasang naik dan pasang surut air sungai terdekat sehingga air tidak begitu asam. Ada juga air rawa yang sama sekali tidak mengalir sehingga airnya sangat asam. Pada rawa-rawa yang airnya asam, tidak terdapat kehidupan binatang.
       Macam-macam rawa, yaitu sebagai berikut.
1)        Rawa Dataran Rendah, terjadi di daerah depresi yang membentuk permukaan datar dan cekung. Air rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini berasal dari sisa-sisa tumbuhan autotrof.
2)        Rawa Dataran Tinggi, terletak di daerah yang letaknya lebih tinggi dari daerah sekitarnya yang memiliki bentuk permukaan cekung. Air tanah permukaan (watertable) sangat kurang. Rawa ini mendapat air dari air hujan. Airnya tidak begitu asam.
3)        Rawa Peralihan, ditumbuhi oleh tumbuhan mesothropic. Sebagian rawa-rawa telah diusahakan  untuk dijadikan daerah pertanian dengan cara membuat saluran drainase (pelepasan air).
B. Perairan Laut
1.    Jenis-Jenis Laut
       Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oseanografi. Objek yang dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik air laut tersebut, arus, gelombang, kedalaman, serta pasang naik dan pasang surut.
       Samudra adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas, sedangkan laut adalah merupakan bagian dari samudra. Permukaan bumi yang ditutupi air samudra meliputi sekitar 70%. Penyebarannya tidak merata di antara belahan bumi utara dan selatan. Belahan bumi utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40% daratan, sedangkan belahan bumi selatan 83% terdiri atas air permukaan dan 17% terdiri atas daratan. Di Indonesia perbandingan antara lautan dan daratan adalah 6:4, jadi lebih luas lautan dibandingkan daratan. Jenis-jenis laut, antara lain sebagai berikut.
a.    Jenis Laut Menurut Proses Terjadinya
1)        Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada zaman glasial merupakan daratan. Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua Asia, sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua Australia. Pada waktu air surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut karena dalamnya, laut inilah yang dinamakan laut regresi. Contohnya Laut Banda dan Selat Makassar.
2)        Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan akibat kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es. Inilah yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia Timur atau Barat tergenang air laut dan sekarang menjadi laut dangkal. Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
3)        Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun, dapat berupa palung laut atau lubuk laut. Contoh: Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku.
b.    Jenis Laut Menurut Letaknya
1)        Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di tepi benua dan terpisah dengan lautan oleh adanya deretan pulau. Contohnya, Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.
2)        Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di antara benua, contohnya Laut Tengah.
3)        Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua (daratan). Contohnya, Laut Hitam dan Laut Kaspia.
2.    Kedalaman Laut
       Dasar laut ternyata tidak rata kedalamannya. Pada umumnya, lautlaut di pinggir benua lebih dangkal daripada di tengah lautan. Tingkattingkat kedalaman dasar laut adalah sebagai berikut.
a.        Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang naik dan pasang surut.
b.      Zona Neritik (laut dangkal), dengan ketentuan sebagai berikut.
1)      Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m.
2)      Sinar matahari masih tembus ke dasar laut.
3)      Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut sehingga zona ini penting artinya bagi kehidupan manusia.
4)      Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.
c.       Zona Batial (wilayah laut dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
1)      Kedalamannya antara 200–2000 m.
2)      Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut, karena itu tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga binatang-binatang lautnya.
d.      Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
1)      Kedalamannya antara 2000–5000 m.
2)      Tekanan airnya sangat besar.
3)      Suhu sangat rendah.
4)      Tidak terdapat tumbuhan laut.
5)      Binatang laut sangat terbatas.
e.        Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam), kedalamannya lebih dari 5000 m, termasuk palung laut dan lubuk laut.

       Zona Batial, Abissal, dan Hadal disebut juga Zona Dasar Laut Dalam karena pada zona ini temperatur air laut dan salinitasnya relatif sama (homogen), tidak ada cahaya matahari yang tembus, tekanan airnya besar, serta tidak terpengaruh oleh adanya musim dan letak lintang.
       Sejak dahulu para ahli kelautan telah banyak yang tertarik untuk meneliti laut secara lebih mendalam. Sampai saat ini banyak penelitian yang telah dilakukan termasuk laut-laut yang terdapat di Indonesia.
3.    Keadaan Fisik Air Laut
a.    Relief Dasar Laut
       Relief dasar laut adalah perbedaan tinggi rendah permukaan dasar laut. Relief dasar laut dapat dibedakan sebagai berikut.
(a)     Gunung Laut adalah gunung yang kakinya di dasar laut. Contohnya, Gunung Krakatau dan gunung api di Laut Banda.
(b)     Punggung Laut adalah bukit di dasar laut. Contohnya, Punggung Laut Maskarenen dan Punggung Laut Walvis.
(c)      Landas Kontinen/Shelf dan Plat. Shelf adalah dasar laut yang kedalamannya kurang dari 200 m dan merupakan bagian dari benua (kontinen). Shelf sangat penting bagi perikanan sebab persyaratan hidup ikan dapat dipenuhi, misalnya sinar matahari dapat menembus pada kedalaman tersebut. Adapun Plat atau dangkalan adalah dasar laut yang krdalamannya kurang dari 20 m.
(d)     Ridge dan Rise adalah suatu bentukan di dasar laut yang hamper serupa dengan gunung atau pegunungan di daratan. Pada prinsipnya, tidak ada perbedaan antara ridge dan rise, hanya lereng ridge lebih terjal dari pada rise.
(e)     Trench adalah dasar laut yang terdalam dan mempunyai bentuk seperti saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam. Contohnya, Palung Jawa (Jawa Trench) yang kedalamannya 7.700 m.
(f)       Seamount dan Guyot adalah gunung api yang ada di dasar laut dan puncaknya tidak dapat mencapai permukaan laut. Seamount mempunyai lereng yang curam dan puncaknya runcing, sedangkan Guyot puncaknya datar.
b.    Susunan Kimiawi dan Salinitas Air laut
       Air laut rasanya asin dan kepahit-pahitan. Hal ini disebabkan air laut mengandung garam-garaman.
       Misalnya, rata-rata kadar garam air laut 35%, artinya setiap 1 kg air laut mengandung garam 35 gram. Kadar garam air laut tidak sama di setiap daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut.
1)      Besar kecilnya penguapan. Semakin besar penguapan air laut, kadar garamnya semakin tinggi. Contoh: Laut Kaspia.
2)      Banyak sedikitnya curah hujan. Semakin banyak curah hujan, semakin rendah kadar garamnya. Contohnya, laut-laut di Indonesia.
3)      Banyak sedikitnya air tawar dari sungai yang masuk. Masuknya air tawar menyebabkan rendahnya salinitas. Contohnya Laut Jawa. Banyak sungai yang bermuara di laut ini, seperti Sungai Asahan, Sungai Rokan, Sungai Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Batanghari, Sungai Musi, Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Ci Tarum, Sungai Ci Manuk, Sungai Ci Liwung, dan Kali Solo (Bengawan Solo).
4)      Banyak sedikitnya cairan es yang masuk ke dalam laut. Hal ini terjadi di daerah yang mengalami musim dingin. Contohnya Laut Baltik.
5)      Arus Laut. Dengan adanya arus laut terjadi percampuran kandungan garam sehingga kadar garamnya menjadi lebih merata.
c.    Suhu atau Temperatur Air Laut
       Suhu air laut adalah suatu faktor yang penting bagi kehidupan organisme di lautan karena suhu memengaruhi perkembangan organisme-organisme tersebut. Misalnya, binatang karang penyebarannya di daerah perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropik atau subtropik.
       Suhu air laut di permukaan bumi menunjukkan ada perbedaanperbedaan walaupun tidak besar.
1)      Suhu air di Samudra Atlantik rata-rata 16,9° C.
2)      Suhu air di Samudra Hindia rata-rata 17,0° C.
3)      Suhu air di Samudra Pasifik rata-rata 19,1° C.
       Rata-rata suhu air laut di dunia 17,4°C.
       Suhu permukaan air laut di Indonesia sekitar 26,3° C, ini menunjukkan suhunya lebih tinggi dari suhu rata-rata air laut di dunia. Hal ini disebabkan Indonesia terletak di daerah tropik. Semakin ke dalam suhu air laut semakin dingin karena pengaruh sinar matahari berkurang. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan tumbuhan laut tumbuh dengan subur. Tumbuhan ini penting bagi kehidupan ikan-ikan dan binatang laut lainnya.
d.    Warna Air Laut
       Warna air laut bergantung kepada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
1)        Bergantung pada zat larutan dari organisme atau zat lain yang terdapat di dalam air. Contohnya Laut Merah airnya kadang-kadang kelihatan merah karena banyak ganggang laut (algae) yang sifatnya memantulkan warna merah dari sinar matahari. Laut Kuning (RRC) warnanya kuning karena air lautnya mengandung butiran-butiran tanah loss yang warnanya kuning, yang terbawa oleh air Sungai Hoang Ho di daratan Cina yang melalui Gurun Gobi.
2)        Bergantung pada warna dasar lautnya. Laut Hitam (sebelah utara Turki) air lautnya kelihatan hitam karena dasar laut itu warnanya hitam. Di laut dangkal, air laut warnanya hijau karena di daerah ini banyak tumbuhan laut yang berwarna hijau. Warna biru air laut disebabkan oleh pemantulan warna biru dari sinar matahari. Warna ini diakibatkan juga oleh pantulan warna langit.
e.    Arus Laut
       Arus laut adalah gerakan air laut. Pada umumnya arus laut disebabkan oleh pengaruh angin, perbedaan kadar garam air laut, perbedaan suhu, pasang naik, dan pasang surut air laut. Menurut temperaturnya, arus laut dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

1)        Arus panas adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus Teluk, Arus Kuro Siwo, dan Arus Brasilia
2)        Arus dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus Labrador, Arus Benguela, dan Arus Oya Syiwo.
       Manfaat arus laut bagi kehidupan, antara lain sebagai berikut.
1)        Arus musim dipergunakan untuk para nelayan bepergian dan pulang kembali, terutama untuk para nelayan yang masih memper gunakan perahu layar.
2)        Arus konveksi menyebabkan peredaran (sirkulasi) air, hal ini me mengaruhi pengangkutan bahan makanan yang berpengaruh pula terhadap pengumpulan ikan.
3)        Untuk masa depan, arus laut bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
4)        Menyebarkan tumbuh-tumbuhan, misalnya kelapa dapat terbawa arus ke tempat lain, dihempaskan ke pantai dan kemudian tumbuh di tempat itu.
f.     Gelombang Laut
       Gelombang adalah alunan permukaan air yang ditimbulkan oleh angin. Embusan angin sepoi-sepoi pun dapat menimbulkan riak gelombang dan jika terjadi angin badai dapat menimbulkan gelombang besar, demikian juga jika terjadi gempa di dasar laut akan menimbulkan gelombang. Jika gempanya hebat akan menimbulkan gelombang yang besar dan dinamakan Tsunami seperti yang terjadi di Aceh (2004) dan Flores (1993). Ledakan gunung api di dasar laut juga dapat menyebabkan
gelombang. Seperti terjadi pada 1883, saat Gunung Krakatau meletus.
f.     Pasang Surut
       Pasang naik dan pasang surut air laut adalah naik dan turunnya air laut secara beraturan waktunya (periodik), yaitu pada periode 24 jam 50 menit, dan di setiap tempat di bumi mengalami dua kali pasang-naik dan dua kali pasang-surut.
       Pasang naik dan pasang surut air laut disebabkan gravitasi (gaya tarik) bulan dan matahari terhadap bumi. Walaupun bulan ukurannya jauh lebih kecil dari matahari, tetapi pengaruhnya lebih besar karena letak bulan jauh lebih dekat ke bumi daripada ke matahari.
       Ada dua macam pasang-surut air laut, yaitu sebagai berikut.
1)        Pasang Purnama (Spring Tide), yaitu pasang naik dan surut yang besar yang terjadi pada awal bulan dan pertengahan bulan (bulan purnama).
2)        Pasang Perbani (Neap Tide), yaitu pasang naik dan surut terendah. Hal ini terjadi pada waktu bulan seperempat dan tiga perempat, matahari dan bulan terletak pada posisi yang membentuk sudut siku-siku (90°) sehingga pada kedudukan ini gaya tarik gravitasi matahari melemahkan gaya tarik bulan.
4.    Manfaat dan Permasalahan Laut di Indonesia
       Manfaat laut, antara lain sebagai berikut.
1)      Akibat pertemuan arus laut panas dan dingin menyebabkan banyak plankton yang merupakan bahan makanan ikan sehingga daerah ini merupakan daerah penangkapan ikan.
2)      Perhubungan atau transportasi laut.
3)      Arus laut dapat digunakan untuk sarana pelayaran. Jika berlayar searah dengan arah arus laut, dapat menghemat bahan bakar.
4)      Garam dapur (NaCl) yang terkandung dalam air laut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
5)      Arus pasang naik dan pasang surut dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.
6)      Sebagai daerah pertahanan dan keamanan suatu negara.
7)      Penghasil sumber mineral, seperti minyak bumi.
       Permasalahan laut di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1)      Bangsa Indonesia masih belum dapat memanfaatkan laut secara optimal karena masih tertinggal dari segi dalam ilmu dan teknologi kelautan.
2)      Faktor budaya, yaitu bangsa Indonesia masih banyak yang berorientasi ke daratan, tetapi sedikit yang berorientasi ke lautan.