Jenis-Jenis Perairan Di Permukaan
Bumi
Perairan di bumi dibedakan menjadi dua,
yaitu Perairan Darat dan Perairan Laut.
A. Perairan
Darat
1. Pengertian
Perairan Darat
Perairan
darat adalah semua bentuk air yang terdapat di
daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju).
Perbandingan
antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada
berbagai faktor sebagai berikut.
a.
Jumlah curah hujan
yang jatuh.
b.
Kekuatan jatuhnya
butiran air hujan di permukaan bumi.
c.
Lamanya curah hujan.
d.
Penutupan vegetasi di
permukaan bumi.
e.
Derajat permeabilitas
(meloloskan air) dan struktur bumi.
f.
Kemiringan topografi.
2. Macam-Macam
Perairan Darat
a. Air
Tanah (Ground Water)
Air
tanah adalah massa air yang ada di bawah
permukaan tanah. Air tanah pada litosfer kurang dari 0,62 % dari seluruh air
yang ada di bumi. Volume air tanah yang ada di berbagai tempat tidak sama,
bergantung kepada persyaratan yang menunjang proses peresapannya.
1) Media
Peresapan Air Tanah
Air
tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan,
yaitu sebagai berikut.
a)
Pori-pori tanah. Tanah
yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada
tanah yang pejal.
b)
Retakan-retakan
lapisan tanah akibat kekeringan yang terjadi pada musim hujan sangat basah dan
becek, seperti tanah liat dan lumpur.
c)
Rongga-rongga yang
dibuat binatang (cacing dan rayap).
d)
Rongga-rongga akibat
robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.
e)
Rongga-rongga akibat
pencairan berbagai kristal es yang membeku pada musim dingin.
Selain kelima faktor tersebut, penutupan vegetasi
di permukaan bumi pun besar pengaruhnya terhadap peresapan air (infiltrasi)
hujan ke dalam tanah. Hujan yang lebat akan tertahan oleh daun-daun dan
ranting-ranting sehingga jatuhnya di permukaan bumi perlahan-lahan. Dengan
demikian, proses peresapan air berlangsung lebih lancar.
Air
tanah mengalami proses penguapan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
a)
Penguapan langsung,
yaitu melalui pori-pori di permukaan tanah sebagai akibat dari pemanasan
lapisan tanah oleh sinar matahari. Jenis penguapan ini dalam bahasa Inggris
disebut evaporasi.
b)
Penguapan yang tidak
langsung, yaitu melalui permukaan daun tumbuh-tumbuhan. Jenis penguapan ini
dinamakan transpirasi.
Di
dalam klimatologi dan hidrologi, kedua jenis penguapan ini dinamakan evapotranspirasi.
Lapisan tanah yang dipengaruhi evapo transpirasi hanya sampai kedalaman 30 cm
saja. Di daerah gurun menjadi lebih dalam lagi karena curah hujan rendah dan
pemanasan terus-menerus. Lapisan atas tanah gurun itu menjadi kering.
2) Klasifikasi
Air Tanah
Berdasarkan
jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu sebagai
berikut.
a) Meteoric
Water (Vadose Water)
Air
tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak
jenuh.
b) Connate
Water (Air Tanah Tubir)
Air
tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan
endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air yang
terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) ketika magma
tersembur ke permukaan bumi. Dapat berasal dari air
laut atau air darat.
c) Fossil
Water (Air Fosil)
Air
tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil tumbuhan
maupun fosil binatang.
d) Juvenil
Water (Air Magma)
Air ini
berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air
permukaan.
e) Pelliculkar
Water (Air Pelikular)
Air
yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
f) Phreatis
Water (Air Freatis)
Air tanah yang berada pada lapisan kulit
bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan
yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak
tembus air.
g) Artesian
Water (Air Artesis)
Air artesis ini dinamakan juga air
tekanan (pressure water). Air tersebut berada di antara dua lapisan
batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut
dalam keadaan tertekan. Jika air tanah ini memeroleh jalan keluar baik secara
disengaja atau tidak, akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan
terjadilah sumber air artesis.
3) Pencemaran
dan Pemanfaatan Air Tanah
Di
kota-kota dan di daerah-daerah industri sering terjadi polusi pada air tanah
yang disebabkan oleh sampah dan buangan limbah industri. Sampah-sampah yang
padat, jika membusuk akan meresap ke dalam lapisan tanah oleh pengaruh air
hujan sehingga akan mengotori air tanah di tempat-tempat yang dekat dengan
sumber polusi tersebut. Air tanah yang sudah tercemar dapat dibedakan dengan
air tanah yang masih murni dari warna, bau, dan rasa. Akibat polusi, air tanah
dapat membahayakan bagi kehidupan manusia.
Air
tanah memiliki berbagai kegunaan bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai
berikut.
a) Untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk minum,
memasak makanan, dan mencuci.
b) Untuk keperluan industri, misalnya industri tekstil
dan industri farmasi.
c) Untuk keperluan pertanian, misalnya pengairan
sawah.
Air
tanah yang digunakan untuk berbagai keperluan tersebut, pada zaman sekarang
lebih banyak dikeluarkan melalui pembuatan sumur bor. Pengeluaran air tanah
yang tidak seimbang dengan penambahannya, secara alamiah akan menyebabkan
terjadinya tanah amblas (subsidence). Penyedotan air tanah secara
besar-besaran juga akan menurunkan tingkat permukaan air tanah dalam, terutama
pada musim kering (kemarau).
b. Sungai
Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya
menjadi tempat air mengalir. Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang
paling rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
1) Klasifikasi
Sungai
Berdasarkan
letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a) Bagian
Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus sungai deras;
(2) arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
(3) lembahnya curam;
(4) lembahnya berbentuk V;
(5) kadang-kadang terdapat air terjun; dan
(6) terdapat erosi mudik.
(7) tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
(8) terdapat batu-batu besar dan runcing.
b) Bagian
Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus air sungai tidak begitu deras;
(2) erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
(3) aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
(4) mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan)
karena kecepatan air mulai berkurang.
(5) batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil
dari daerah hulu.
c) Bagian
Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus air sungai tenang;
(2) terjadi banyak sedimentasi;
(3) erosi ke arah samping (horizontal);
(4) sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
(5) terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga
membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
(6) di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
(7) terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.
Menurut
arah alirannya sungai dibedakan atas lima jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Sungai Konsekwen, yaitu sungai yang alirannya
searah dengan lerengnya.
b)
Sungai Insekwen, yaitu
sungai yang arah alirannya tidak teratur.
c) Sungai Subsekwen, yaitu anak sungai yang arah
alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
d)
Sungai Obsekwen, yaitu
anak sungai dari sungai subsekwen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai
konsekwen.
e)
Sungai Resekwen, yaitu
sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.
Berdasarkan sumber airnya sungai dibagi
atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a)
Sungai Hujan, yaitu
sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Sungai hujan banyak terdapat
di Indonesia.
b)
Sungai Gletser, yaitu
sungai es. Sungai ini terdapat di daerah beriklim dingin (bersalju).
c)
Sungai Campuran, yaitu
sungai yang airnya berasal dari air hujan dan dari gletser (es mencair). Contohnya
Sungai Memberamo.
Menurut
kondisi airnya sepanjang tahun, sungai dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai
berikut.
a)
Sungai Episodik,
artinya sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Pada umumnya sungai jenis
ini terdapat di daerah yang curah hujannya besar dan di daerah yang berhutan
lebat.
b)
Sungai Periodik,
yaitu sungai yang massa airnya tidak tetap sepanjang tahun. Biasanya pada waktu
datangnya musim hujan airnya meluap, dan pada waktu musim kemarau airnya kering
(surut).
Air
sungai dapat dimanfaatkan antara lain, sebagai berikut.
a)
Irigasiat atau
pengairan khususnya di daerah kering orang membutuhkan air untuk mengairi
sawah. Dalam sistem pertanian intensif sekarang ini, di daerah basah pun perlu
pengairan agar diperoleh hasil yang lebih mengun tungkan.
b)
Sumber tenaga sebagai
penggerak turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga menghasilkan
pembangkit tenaga listrik (PLTA).
c)
Keperluan domestik,
yaitu kebutuhan primer rumah tangga seperti air minum, memasak, mencuci, dan
mandi. Bahkan bagi masyarakat kota air juga dipergunakan untuk menyiram tanaman
dan rumput hias di halaman.
d)
Sumber penghasil bahan
makanan mentah, seperti ikan, dan udang.
e)
Industri sebagai
penyuci bahan dasar dan pencair atau pelarut bahan.
f)
Transportasi atau
sarana perhubungan.
g)
Rekreasi dan olah
raga, di sungai-sungai orang mengadakan rekreasi sekaligus merupakan arena olah
raga, seperti berenang, atau dayung.
2) Pola
Aliran Sungai
Aliran sungai akan menyusun pola tertentu
yang disebut pola aliran sungai. Pola aliran sungai ini dipengaruhi oleh
struktur geomorfologi dan geologi daerah yang dilaluinya. Pola aliran yang
dijumpai antara lain sebagai berikut.
a)
Pola dendtritis,
ciri-cirinya adalah bahwa anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara
tidak teratur yaitu membentuk sudut yang berlainan besarnya dan tidak tentu
besarnya. Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh
struktur. Pola ini sering terdapat pada batuan horizontal (mendatar).
b)
Pola memusat (centripetal),
yaitu pola aliran yang memusat pada suatu depresi, seperti cekun gan, atau
kawah.
c)
Pola menyebar radial
(centrifugal), yaitu pola aliran yang tersebar dari suatu puncak,
seperti pada kubah, gunungapi, dan bukit terpencil.
d)
Pola trellis,
yaitu sungai yang memperlihatkan letak yang paralel. Anak-anak sungainya
bergabung secara tegak pada sungai yang parallel (sejajar) tadi. Pola ini
terjadi di daerah dengan struktur lipatan.
e)
Pola aliran rektangular,
ciri-cirinya adalah sungai induk dengan anakanak sungainya membelok dengan
membentuk sudut 90°. Pola aliran ini terdapat di daerah patahan.
f)
Pola annular,
terdapat pada kubah yang telah mengalami pengirisan yang lebih lanjut dan
dikelilingi oleh lapisan yang berganti antara yang keras dan lunak. Pada
keseluruhannya pola ini hamper membentuk cincin.
g)
Pola aliran pinnate,
menunjukkan kecuraman lereng yang besar.
3) Daerah
Aliran Sungai (DAS)
Daerah
Aliran Sungai (Drainage Area
Riverbasin) yang disingkat menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang
airnya mengalir ke dalam sungai tertentu. Adapun pengertian lain, Daerah Aliran
Sungai adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai.
Jadi
suatu sungai beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran. Misalnya,
sungai Ci Manuk dengan anak-anak sungainya disebut Daerah Aliran Sungai Ci
Manuk.
Daerah
yang memisahkan antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya merupakan daerah
punggungan dinamakan watershed atau stream devide (igir).
Untuk
melestarikan suatu bendungan agar tidak cepat mengalami proses pendangkalan,
maka DAS tersebut harus dihijaukan. Besar kecilnya air sungai bergantung luas
tidaknya daerah aliran dan besar sedikitnya curah hujan di DAS tersebut.
DAS
merupakan daerah penangkapan air hujan (catchment area). Pembangunan
pertanian, pemukiman, dan industri, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan
sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air tersebut, DAS akan menampung
buangan limbah akibat pembangunan tersebut sehingga terjadilah pencemaran
(polusi) air.
Pentingnya
pengelolaan DAS jelas berkaitan dengan penyediaan air bersih, mengamankan
sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan kekeringan, mencegah erosi, serta
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah.
C. Danau
Danau adalah massa air yang berada di suatu cekungan
(ledok/basin) yang terdapat di daratan. Berdasarkan terjadinya danau dibagi
menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut.
1)
Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat suatu tempat
mengalami penurunan (pemerosotan). Akibatnya lembah merosot (slenk)
diisi oleh air hujan atau air resapan, sehingga terjadilah sebuah danau.
Contohnya: Danau Singkarak (Sumatra) dan Danau Towuti (Sulawesi).
2)
Danau Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya letusan gunungapi.
Letusan ini dapat menghilangkan sebagian kerucut atau dinding kawah. Contohnya:
Danau Maninjau dan Danau Kerinci di Sumatra, Danau Poso dan Danau Matana di
Sulawesi, Danau Kelud di Jawa, dan danau Kalimutu di Flores.
3)
Danau Tektonik
Vulkanik, yaitu danau yang terjadi karena gabungan antara
letusan gunungapi dan akibat dari tanah turun (tanah longsor) kemudian pada
akhirnya membuat cekungan kemudian tergenang air dan terjadilah danau.
Contohnya Danau Toba di Sumatra, Danau Batur di Bali, dan Danau Ranau di
Sumatra Selatan.
4)
Danau Karst, yaitu danau di daerah bebatuan kapur, akibat proses
pelarutan batu kapur oleh air hujan. Ukurannya tidak besar, danau tersebut
disebut lokva. Contohnya lokva Bendogede di Kecamatan Ponjong di daerah
Gunung Kidul.
5)
Danau Glasial, yaitu danau yang terjadi akibat erosi glasial
pada zaman pencairan es. Ini terjadi di daerah yang pernah ditimbuni es dalam
waktu yang lama seperti di Kanada Utara, Uni Soviet Utara, dan Eropa Utara.
Contohnya The Great Lake (di Amerika Utara).
6)
Danau Buatan, yaitu danau hasil buatan manusia (bendungan)
contohnya Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, Waduk Cirata di Jawa Barat, Waduk Sempor,
Waduk Cacaban di Jawa Tengah, serta Waduk Karang Kates dan Waduk Selorejo di
Jawa Timur.
Manfaat
danau bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut:
1) untuk hidrolistrik (PLTA);
2) untuk sistem irigasi atau pengairan;
3) pengendalian banjir;
4) perikanan darat;
5) objek wisata;
6) lalu lintas air;
7) tempat berolah raga air;
8) meninggikan air tanah di sekitar danau; dan
9) danau di dataran tinggi merupakan sumber peresapan
air tanah bagi daerah hilirnya.
d. Rawa
Rawa (swamp/marsh) adalah tanah basah yang selalu
digenangi air secara alami karena sistem drainase (pelepasan air) yang
jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya. Rawa-rawa biasanya
ditumbuhi oleh vegetasi dan selalu berlumpur.
Rawa-rawa
di Indonesia terdapat di sekitar muara-muara sungai yang besar dan rapat,
seperti di Pulau Sumatra bagian timur, Kalimantan sebelah barat, selatan, dan
bagian timur, serta Papua sebelah barat dan selatan. Sebagian rawa-rawa
tersebut terpengaruh oleh pasang naik dan pasang surut air sungai terdekat
sehingga air tidak begitu asam. Ada juga air rawa yang sama sekali tidak
mengalir sehingga airnya sangat asam. Pada rawa-rawa yang airnya asam, tidak
terdapat kehidupan binatang.
Macam-macam
rawa, yaitu sebagai berikut.
1)
Rawa
Dataran Rendah, terjadi di daerah
depresi yang membentuk permukaan datar dan cekung. Air rawa ini berasal dari
air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini
ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini
berasal dari sisa-sisa tumbuhan autotrof.
2)
Rawa Dataran Tinggi, terletak di daerah yang letaknya lebih tinggi dari
daerah sekitarnya yang memiliki bentuk permukaan cekung. Air tanah permukaan (watertable)
sangat kurang. Rawa ini mendapat air dari air hujan. Airnya tidak begitu asam.
3)
Rawa Peralihan, ditumbuhi oleh tumbuhan mesothropic.
Sebagian rawa-rawa telah diusahakan untuk
dijadikan daerah pertanian dengan cara membuat saluran drainase (pelepasan
air).
B. Perairan
Laut
1. Jenis-Jenis
Laut
Ilmu
yang mempelajari laut atau lautan disebut Oseanografi. Objek yang
dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik air laut tersebut, arus, gelombang,
kedalaman, serta pasang naik dan pasang surut.
Samudra
adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas, sedangkan
laut adalah merupakan bagian dari samudra. Permukaan bumi yang ditutupi air
samudra meliputi sekitar 70%. Penyebarannya tidak merata di antara belahan bumi
utara dan selatan. Belahan bumi utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40%
daratan, sedangkan belahan bumi selatan 83% terdiri atas air permukaan dan 17% terdiri
atas daratan. Di Indonesia perbandingan antara lautan dan daratan adalah 6:4,
jadi lebih luas lautan dibandingkan daratan. Jenis-jenis laut, antara lain
sebagai berikut.
a. Jenis
Laut Menurut Proses Terjadinya
1)
Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi
penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada zaman
glasial merupakan daratan. Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua Asia,
sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua Australia. Pada waktu air
surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut karena dalamnya, laut
inilah yang dinamakan laut regresi. Contohnya Laut Banda dan Selat Makassar.
2)
Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap
daratan akibat kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70
m pada zaman es. Inilah yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia Timur atau
Barat tergenang air laut dan sekarang menjadi laut dangkal. Contoh: Laut Jawa,
Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
3)
Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut
mengalami gerak menurun, dapat berupa palung laut atau lubuk laut. Contoh: Laut
Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku.
b. Jenis
Laut Menurut Letaknya
1)
Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di
tepi benua dan terpisah dengan lautan oleh adanya deretan pulau. Contohnya,
Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.
2)
Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di
antara benua, contohnya Laut Tengah.
3)
Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang terletak di
tengah-tengah benua (daratan). Contohnya, Laut Hitam dan Laut Kaspia.
2. Kedalaman
Laut
Dasar
laut ternyata tidak rata kedalamannya. Pada umumnya, lautlaut di pinggir benua
lebih dangkal daripada di tengah lautan. Tingkattingkat kedalaman dasar laut
adalah sebagai berikut.
a.
Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di
antara garis pasang naik dan pasang surut.
b. Zona Neritik (laut
dangkal), dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m.
2) Sinar matahari masih tembus ke dasar laut.
3) Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut
sehingga zona ini penting artinya bagi kehidupan manusia.
4) Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti
Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul
yaitu Laut Arafuru.
c. Zona Batial (wilayah
laut dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Kedalamannya antara 200–2000 m.
2) Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar
laut, karena itu tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga binatang-binatang
lautnya.
d. Zona Abissal (wilayah
laut sangat dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Kedalamannya antara 2000–5000 m.
2) Tekanan airnya sangat besar.
3) Suhu sangat rendah.
4) Tidak terdapat tumbuhan laut.
5)
Binatang laut sangat
terbatas.
e.
Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam), kedalamannya
lebih dari 5000 m, termasuk palung laut dan lubuk laut.
Zona
Batial, Abissal, dan Hadal disebut juga Zona Dasar Laut Dalam karena pada zona
ini temperatur air laut dan salinitasnya relatif sama (homogen), tidak ada
cahaya matahari yang tembus, tekanan airnya besar, serta tidak terpengaruh oleh
adanya musim dan letak lintang.
Sejak
dahulu para ahli kelautan telah banyak yang tertarik untuk meneliti laut secara
lebih mendalam. Sampai saat ini banyak penelitian yang telah dilakukan termasuk
laut-laut yang terdapat di Indonesia.
3. Keadaan
Fisik Air Laut
a. Relief
Dasar Laut
Relief
dasar laut adalah perbedaan tinggi rendah permukaan dasar laut. Relief dasar laut
dapat dibedakan sebagai berikut.
(a) Gunung Laut adalah gunung yang kakinya di dasar laut.
Contohnya, Gunung Krakatau dan gunung api di Laut Banda.
(b) Punggung Laut adalah bukit di dasar laut. Contohnya, Punggung
Laut Maskarenen dan Punggung Laut Walvis.
(c)
Landas
Kontinen/Shelf dan Plat. Shelf adalah dasar laut yang
kedalamannya kurang dari 200 m dan merupakan bagian dari benua (kontinen). Shelf sangat penting bagi perikanan
sebab persyaratan hidup ikan dapat dipenuhi, misalnya sinar matahari dapat
menembus pada kedalaman tersebut. Adapun Plat
atau dangkalan adalah dasar laut yang krdalamannya kurang dari 20 m.
(d) Ridge dan Rise adalah suatu bentukan di dasar laut yang hamper
serupa dengan gunung atau pegunungan di daratan. Pada prinsipnya, tidak ada
perbedaan antara ridge dan rise, hanya lereng ridge lebih terjal dari pada rise.
(e) Trench adalah dasar laut yang terdalam dan mempunyai bentuk
seperti saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam. Contohnya, Palung Jawa
(Jawa Trench) yang kedalamannya 7.700
m.
(f)
Seamount dan
Guyot adalah gunung
api yang ada di dasar laut dan puncaknya tidak dapat mencapai permukaan laut. Seamount mempunyai lereng yang curam dan
puncaknya runcing, sedangkan Guyot puncaknya
datar.
b. Susunan
Kimiawi dan Salinitas Air laut
Air
laut rasanya asin dan kepahit-pahitan. Hal ini disebabkan air laut mengandung
garam-garaman.
Misalnya,
rata-rata kadar garam air laut 35%, artinya setiap 1 kg air laut mengandung
garam 35 gram. Kadar garam air laut tidak sama di setiap daerah. Faktor-faktor
yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut.
1) Besar kecilnya penguapan. Semakin besar penguapan
air laut, kadar garamnya semakin tinggi. Contoh: Laut Kaspia.
2) Banyak sedikitnya curah hujan. Semakin banyak curah
hujan, semakin rendah kadar garamnya. Contohnya, laut-laut di Indonesia.
3) Banyak sedikitnya air tawar dari sungai yang masuk.
Masuknya air tawar menyebabkan rendahnya salinitas. Contohnya Laut Jawa. Banyak
sungai yang bermuara di laut ini, seperti Sungai Asahan, Sungai Rokan, Sungai Kampar,
Sungai Indragiri, Sungai Batanghari, Sungai Musi, Sungai Kapuas, Sungai Barito,
Sungai Ci Tarum, Sungai Ci Manuk, Sungai Ci Liwung, dan Kali Solo (Bengawan
Solo).
4) Banyak sedikitnya cairan es yang masuk ke dalam
laut. Hal ini terjadi di daerah yang mengalami musim dingin. Contohnya Laut
Baltik.
5) Arus Laut. Dengan adanya arus laut terjadi
percampuran kandungan garam sehingga kadar garamnya menjadi lebih merata.
c. Suhu
atau Temperatur Air Laut
Suhu
air laut adalah suatu faktor yang penting bagi
kehidupan organisme di lautan karena suhu memengaruhi perkembangan
organisme-organisme tersebut. Misalnya, binatang karang penyebarannya di daerah
perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropik atau subtropik.
Suhu
air laut di permukaan bumi menunjukkan ada perbedaanperbedaan walaupun tidak
besar.
1) Suhu air di Samudra Atlantik rata-rata 16,9° C.
2) Suhu air di Samudra Hindia rata-rata 17,0° C.
3) Suhu air di Samudra Pasifik rata-rata 19,1° C.
Rata-rata
suhu air laut di dunia 17,4°C.
Suhu
permukaan air laut di Indonesia sekitar 26,3° C, ini menunjukkan suhunya lebih
tinggi dari suhu rata-rata air laut di dunia. Hal ini disebabkan Indonesia
terletak di daerah tropik. Semakin ke dalam suhu air laut semakin dingin karena
pengaruh sinar matahari berkurang. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan tumbuhan
laut tumbuh dengan subur. Tumbuhan ini penting bagi kehidupan ikan-ikan dan
binatang laut lainnya.
d. Warna
Air Laut
Warna
air laut bergantung kepada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
1)
Bergantung pada zat
larutan dari organisme atau zat lain yang terdapat di dalam air. Contohnya Laut
Merah airnya kadang-kadang kelihatan merah karena banyak ganggang laut (algae)
yang sifatnya memantulkan warna merah dari sinar matahari. Laut Kuning (RRC) warnanya
kuning karena air lautnya mengandung butiran-butiran tanah loss yang
warnanya kuning, yang terbawa oleh air Sungai Hoang Ho di daratan Cina yang
melalui Gurun Gobi.
2)
Bergantung pada warna
dasar lautnya. Laut Hitam (sebelah utara Turki) air lautnya kelihatan hitam
karena dasar laut itu warnanya hitam. Di laut dangkal, air laut warnanya hijau
karena di daerah ini banyak tumbuhan laut yang berwarna hijau. Warna biru air
laut disebabkan oleh pemantulan warna biru dari sinar matahari. Warna ini
diakibatkan juga oleh pantulan warna langit.
e. Arus
Laut
Arus laut
adalah gerakan air laut. Pada umumnya arus
laut disebabkan oleh pengaruh angin, perbedaan kadar garam air laut, perbedaan
suhu, pasang naik, dan pasang surut air laut. Menurut temperaturnya, arus laut
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1)
Arus panas adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi
daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus Teluk, Arus Kuro Siwo, dan
Arus Brasilia
2)
Arus dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah
daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus Labrador, Arus Benguela, dan
Arus Oya Syiwo.
Manfaat
arus laut bagi kehidupan, antara lain sebagai berikut.
1)
Arus musim
dipergunakan untuk para nelayan bepergian dan pulang kembali, terutama untuk
para nelayan yang masih memper gunakan perahu layar.
2)
Arus konveksi
menyebabkan peredaran (sirkulasi) air, hal ini me mengaruhi pengangkutan bahan
makanan yang berpengaruh pula terhadap pengumpulan ikan.
3)
Untuk masa depan, arus
laut bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
4)
Menyebarkan tumbuh-tumbuhan,
misalnya kelapa dapat terbawa arus ke tempat lain, dihempaskan ke pantai dan
kemudian tumbuh di tempat itu.
f. Gelombang
Laut
Gelombang
adalah alunan permukaan air yang
ditimbulkan oleh angin. Embusan angin sepoi-sepoi pun dapat menimbulkan riak gelombang
dan jika terjadi angin badai dapat menimbulkan gelombang besar, demikian juga
jika terjadi gempa di dasar laut akan menimbulkan gelombang. Jika gempanya
hebat akan menimbulkan gelombang yang besar dan dinamakan Tsunami seperti
yang terjadi di Aceh (2004) dan Flores (1993). Ledakan gunung api di dasar laut
juga dapat menyebabkan
gelombang. Seperti terjadi pada 1883, saat
Gunung Krakatau meletus.
f. Pasang
Surut
Pasang
naik dan pasang surut air laut adalah
naik dan turunnya air laut secara beraturan waktunya (periodik), yaitu pada
periode 24 jam 50 menit, dan di setiap tempat di bumi mengalami dua kali
pasang-naik dan dua kali pasang-surut.
Pasang
naik dan pasang surut air laut disebabkan gravitasi (gaya tarik) bulan dan
matahari terhadap bumi. Walaupun bulan ukurannya jauh lebih kecil dari
matahari, tetapi pengaruhnya lebih besar karena letak bulan jauh lebih dekat ke
bumi daripada ke matahari.
Ada dua
macam pasang-surut air laut, yaitu sebagai berikut.
1)
Pasang Purnama (Spring
Tide), yaitu pasang naik dan surut yang besar yang terjadi pada awal bulan
dan pertengahan bulan (bulan purnama).
2)
Pasang Perbani (Neap
Tide), yaitu pasang naik dan surut terendah. Hal ini terjadi pada waktu
bulan seperempat dan tiga perempat, matahari dan bulan terletak pada posisi
yang membentuk sudut siku-siku (90°) sehingga pada kedudukan ini gaya tarik
gravitasi matahari melemahkan gaya tarik bulan.
4. Manfaat
dan Permasalahan Laut di Indonesia
Manfaat
laut, antara lain sebagai berikut.
1) Akibat pertemuan arus laut panas dan dingin
menyebabkan banyak plankton yang merupakan bahan makanan ikan sehingga daerah
ini merupakan daerah penangkapan ikan.
2)
Perhubungan atau
transportasi laut.
3) Arus laut dapat digunakan untuk sarana pelayaran.
Jika berlayar searah dengan arah arus laut, dapat menghemat bahan bakar.
4) Garam dapur (NaCl) yang terkandung dalam air laut
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
5) Arus pasang naik dan pasang surut dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.
6) Sebagai daerah pertahanan dan keamanan suatu
negara.
7) Penghasil sumber mineral, seperti minyak bumi.
Permasalahan
laut di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1) Bangsa Indonesia masih belum dapat memanfaatkan
laut secara optimal karena masih tertinggal dari segi dalam ilmu dan teknologi
kelautan.
2) Faktor budaya, yaitu bangsa Indonesia masih banyak
yang berorientasi ke daratan, tetapi sedikit yang berorientasi ke lautan.